Peduli Sungai, Pupuk Kujang Lakukan Pemulihan di Hulu dan Hilir Citarum

Karawang, beritatandas.id –  Sungai Citarum adalah urat nadi kehidupan. Manfaatnya sangat vital bagi peradaban manusia, tak terkecuali bagi Pupuk Kujang. Setiap hari, sebanyak 59.536 m3 air Citarum disalurkan ke pabrik di Cikampek untuk bahan baku pupuk. Dengan air Citarum sebanyak itu, Pupuk Kujang membuat pupuk untuk digunakan petani.

“Bagi Pupuk Kujang, Sungai Citarum sangat penting. Karena itu, perusahaan terus komitmen untuk berkontribusi dalam program pemulihan Citarum,” kata Andika Arif Kurniawan, VP K3 LH Pupuk Kujang, Jumat, 5 Agustus 2022.

Penanganan sungai Citarum dilakukan berbagai pihak secara pentahelix. Mulai dari pemerintah, pers, masyarakat, perusahaan dan organisasi saling menyokong program tersebut.   Sebagai perusahaan yang peduli pada lingkungan, Pupuk Kujang turut ambil bagian dalam upaya pemulihan Citarum, baik itu di hulu maupun hilir sungai terpanjang di Jawa Barat itu.

Di hilir, tepatnya di wilayah Karawang, Pupuk kujang melakukan restorasi ekosistem bantaran sungai dengan rutin menanam pohon buah di kawasan tersebut. Hingga kini, sudah 3 ribu pohon telah ditanam.

Jenis pohon yang ditanam diantaranya pohon buah seperti durian, mangga, rambutan, dan pohon lainnya. Seluruh insan Pupuk Kujang juga berkontribusi dalam restorasi tersebut melalui program sakasopo atau satu karyawan satu pohon.

Menanam pohon di bantaran sungai dilakukan karena bisa mencegah dan mengurangi ketinggian banjir hingga 20 persen. “Pohon sifatnya menyerap air, sehingga mudah-mudahan bisa menyerap air saat volume air Citarum sedang tinggi. Selain itu buah dari tanaman ini bisa bermanfaat untuk pengunjung dan warga sekitar,” kata Andika.

Selain menanam ribuan pohon, Pupuk Kujang memulai pembuatan fasilitas rekreasi dan edukasi. Di dalamnya terdapat taman edukasi, jogging track, taman, hidram, bio reaktor, hingga pembangkit listrik hybrid.

“Kedepannya, ini akan jadi taman edukasi ramah lingkungan yang berfungsi sebagai green public space untuk masyarakat sekaligus melakukan konservasi sumber daya alam dengan program-program yang baik,” ujar Andika.

Di hulu Citarum, Pupuk Kujang berupaya membantu mengurangi pencemaran limbah kotoran hewan yang kerap mencemari Citarum. Seperti diketahui, kotoran hewan menjadi salahsatu penyumbang yang mencemari Sungai Citarum.

Menurut data Satgas Citarum Harum, dalam sehari, ratusan ton kotoran hewan ternak masuk ke sungai. Hal itu tak lepas dari banyaknya peternak yang bermukim di badan sungai membuang langsung kotoran ternaknya ke aliran sungai.

Satgas mencatat, baseline tahun 2019, beban pencemaran BOD dari ternak sapi di 3 kabupaten prioritas adalah sebesar 3.098,24 kg BOD perhari.

Merespon kecenderungan itu, Pupuk Kujang mengajak peternak sapi di Bandung Selatan untuk menanggulangi dan memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi bahan baku pupuk organik. Sehingga kotoran sapi tidak mencemari sungai tapi menghasilkan nilai tambah.

Agung Gustiawan, VP Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pupuk Kujang menuturkan, pihaknya telah membuat program Kujang Citarum Harum. Salahsatu kegiatannya yaitu memberikan bantuan Alat Pencacah Pupuk Organik (APPO) kepada sejumlah peternak sapi di Bandung Selatan. Alat tersebut, akan memudahkan peternak mengolah kotoran hewan.

“Program ini jadi salahsatu upaya perusahaan berkontribusi di bidang penyelamatan lingkungan. Mudah-mudahan program ini bisa menanggulangi limbah kotoran ternak di sungai dan membuat sungai lebih sehat, dan tidak ada energi yang terbuang percuma,” kata Agung.

Selain menyerap kotoran sapi dari peternak, Pupuk Kujang akan memberikan bimbingan teknis kepada peternak untuk menanam jagung. Tujuannya, supaya peternak tidak kesulitan menyediakan pakan sapi mereka. “Dengan pendampingan itu, diharapkan peternak bisa memenuhi kebutuhan pangan sapi mereka, karena jagung silase dikenal baik sebagai pakan sapi,” ujar Agung.

Agung menuturkan, Pupuk Kujang sebagai produsen pupuk memiliki posisi strategis, tidak hanya menyokong sektor pertanian, tapi bisa juga menghidupi industri pengolahan bahkan sektor peternakan. “Melalui program ini, kita usahakan membuat pupuk sambil menyelamatkan lingkungan,” kata Agung. (hl/KP)

 

 

 

Redaksi