beritatandas.id, BANDUNG – Komisi IV DPRD Jawa Barat menyoroti ditutupnya Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati (BIJB). Hal ini sangat ironis sebab di lain tempat, pelabuhan patimban justru dibuka.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jabar Asep Syamsudin, sangat menyayangkan kondisi yang terjadi di BIJB. Sebab pemerintah provinsi Jawa Barat sudah menginvestasikan Rp6 triliun lebih, agar Jabar memiliki bandara internasional.
“Ini sangat ironis. Berkali-kali saya sampaikan dari APBD ini anggaran triliunan lebih untuk support mengembangkan,” kata Asep.
Asep menilai gelontoran anggaran yang mencapai Rp6 triliun lebih terasa mubazir.
“Kalau datang ke BIJB sekarang itu mirip studio besar banyak anak-anak SMA foto dan prewed,” lanjutnya.
Lebih lanjut Asep berharap pemerintah pusat ikut turun tangan agar BIJB segera aktif sebagai bandara internasional.
Jika semua sarana dan prasarana pendukung lanjut dia sudah terpenuhi seperti akses tol Cisumdawu. Bisa dipastikan BIJB akan menjadi salah satu penyumbang deviden terbesar bagi Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat.
“Jawa Barat itu potensi sekali, banyak orang ingin pergi haji. Potensi umroh juga sangat besar. Ada lagi potensi pekerja migran. Di Jabar pekerja migran dari Indramayu cukup banyak. Ada potensi pengusaha dan ASN bisa menggunakan Kertajati,” pungkasnya.
Redaksi
Leave a Reply