beritatandas.id, BANDUNG – Anggota DPRD Fraksi PKB Jawa Barat Asep Suherman mengatakan bahwa situasi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi telah mengancam terjadinya krisis pangan karena masalah produksi dan gangguan distribusi logistik. Maka, kondisi saat ini harus dijadikan kesempatan pemerintah Provinsi Jawa Barat memperbaiki dan menata ulang pertanian.
Apalagi Tutur Asep yang merupakan Anggota Komisi II di Jawa Barat hingga saat ini, sekitar 700.000 hektare lahan di Jawa Barat masuk kategori sangat kritis, dan 250.000 hektar masuk kategori kritis.
“Untuknya Pemanfaatan lahan-lahan mati, lahan-lahan kritis atau tanah-tanah yang tidak produktif bisa di berikan alokasi tanahnya bagi pemberdayaan masyarakat, guna meningkatkan produktivitas masyarakat sebagai penyangga krisis pangan, sebab tantangan terberat sektor pertanian yaitu, belum membawa petani sejahtera,” paparnya.
Dia juga menuturkan, bahwa diperlukan redesign pembangunan pertanian. Yaitu mulai dari paradigmanya, tata kelolanya, serta kebijakannya. Sebab tantangan pembangunan pertanian saat ini semakin kompleks.
Menurutnya, redistribusi lahan pada petani gurem, petani miskin dan petani tak bertanah yang dibarengi dengan program penunjangnya atau yang dikenal dengan istilah reforma agraria harus menjadi agenda prioritas Pemprov Jabar.
Reforma agraria akan membuat pangan berdaulat. Pasalnya didukung oleh rumah tangga petani yang kuat karena lahannya terjamin. Dengan lahan yang luas serta subur untuknya bisa memperkuat produksi ketahan pangan dalam negeri.
“Saya mendesak Pemprov Jabar bawa reforma agraria ini sebagai bagian dari menata pertanian pasca Covid-19, karena kelihatannya Covid-19 ini akan berdampak pada kerisis pangan, untuknya siapa ketahanan pangan kuat maka itulah itu lah yang akan menguasa Ekonomi,” pungkasnya.
Redaksi
Leave a Reply