Ini Target IJP Jabar Setelah Dibentuk

beritatandas.id, SUBANG – Puluhan wartawan pantura Jawa Barat yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Pantura (IJP) Jabar gelar diklat jurnalistik di Ciater Subang. Hal itu dilakukan guna mempertahankan peran media sebagai pilar demokrasi ke empat di era industri 4.0.

“Ini sebagai bekal buat kami terutama temen-temen pengurus IJP Jabar untuk bisa menyongsong perkembangan zaman,” ujar Dede Jaenudin, ketua IJP Jabar, Sabtu (25/7/2020).

Dia menyampaikan, pemateri yang mengisi acara tersebut selain dari praktisi jurnalis seperti Redaktur Anak Perusahaan Jawa Pos Group, juga ada dosen, humas PT Pupuk Kujang yang merupakan perusahaan BUMN, serta anggota DPRD Karawang.

“Kami sajikan pemateri yang profesional, agar menjadi motivasi buat para peserta. Sehingga IJP Jabar tidak salah arah dalam menjalankan roda organisasi,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, bukan hanya kali ini saja, kegiatan serupa akan dilakukan secara berkesinambungan. Terutama yang berkaitan dengan materi kejurnalistikan.

“Setelah selesai menggembleng pengurus, ke depan, kami akan menggandeng lembaga lain untuk memberikan materi soal kejurnalistikan,” ujarnya.

Sehingga, tambahnya, IJP bisa melahirkan peran jurnalistik dalam semua lini, termasuk instansi pemerintahan, mulai dari desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya, termasuk perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN.

“Jadi nanti desa punya humas yang bisa nulis dan ngabil video ala jurnalis, termasuk kecamatan dan perusahaan-perusahaan,” ujarnya.

Bahkan, semua desa harus punya website untuk menuangkan berbagai kegiatan termasuk realisasi APBDes. Dengan demikian ada keterbukaan informasi tentang penggunaan anggaran pemerintah sampai level desa.

“Jadi intinya kehadiran kita harus bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak orang,” pungkasnya.

Ahmad Fauzi Ridwan, narasumber diklat IJP Jabar menyampaikan, jurnalis di era Industri 4.0 harus terus berinovasi. Menyajikan berita yang menarik sehingga masyarakat merasa terbantu dengan berita yang dipublikasi.

“Tantangannya, bahkan dunia jurnalis hari ini, berhadap-hadapan dengan media sosial. Harus terus berinovasi. Kita yang punya ilmu jurnalis jangan kalah sama akun medsos yang penyajiannya bahkan bertentangan dengan kode etik jurnalistik,” tegasnya.

Redaksi

Exit mobile version