beritatandas.id, JAKARTA – Sektor pariwisata dinilai paling parah terdampak Covid-19 di Bandung, Jawa Barat. Hal itu diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, Rahmat Hidayat Djati.
Dia menyampaikan, secara umum kondisi pariwisata di Jawa Barat memprihatinkan, bahkan bisa dibilang lesu dan mati suri terutama berdampak pada stakeholder pendukung. Secara umum mempengaruhi ekonomi masyarakat Jabar karena tingkat kunjungan dibatasi.
“Saya kira memang selain yang terlihat biasanya kehidupan sosial itu rame, macet dan padat, saat ini kita lengang situasi nya,” ujar Rahmat dikutip saat diskusi dengan Radio Trijaya dalam Trijaya Hot Topic Petang, Rabu (10/3/2021) lalu.
Rahmat mengakui bahwa Indonesia termasuk ke dalam daerah rawan bencana alam, salah satunya Jabar. Tak hanya itu, namun masyarakat juga belum memiliki kesadaran yang bagus akan pariwisata nya, dengan artian masih ada keluhan dibeberapa objek, seperti infrastruktur nya jelek dan mental masyarakat yang menghadapi wisatawan membuat tidak nyaman. Contohnya adalah tiket masuk yang berkali-kali, biaya parkir yang mahal dan banyak pungli di tempat wisata.
“Walau upaya kita memperbaiki tantangan ini terjeda karena pandemi, tapi sebisa mungkin walau terbatas diupayakan soal kolaborasi, inovasi dan mengajak semua stakeholder tidak hanya Pemerintah, tapi swasta dan masyarakat juga, termasuk dunia akademis,” kata Rahmat.
Kunjungan wisatawan di Jabar yang dari lokal, nusantara ataupun mancanegara hampir mengalami penurunan 45-70%. Sebelum pandemi, kunjungan pariwisata bisa mencapai 35.600.000 orang pertahun.
Walau banyak yang terdampak, namun ada beberapa daerah yang masih stabil kunjungannya di sektor pariwisata, contohnya seperti Puncak, Kota Bandung, dan Cirebon.
Redaksi
Leave a Reply