Soroti Kasus Pemerkosaan 12 Santriwati, Sekretaris DPC PKB Subang Minta Orang Tua Selektif dalam Memilih Pesantren

beritatandas.id, Subang – Kasus asusila yang dilakukan Herry Wirawan, oknum guru di Kota Bandung terhadap 12 santriwati hingga hamil menarik perhatian banyak pihak.

Bagaimana tidak, belakangan terungkap bahwa kejahatan seksual yang dilakukan oleh Herry Wirawan dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun, dari 2016 hingga 2021.

Sekretaris DPC PKB SUBANG Jaka Arizona yang juga mantan komisioner KPAD (Komisi Perlindungan Anak Subang) turut menyoroti kasus ini.

Jaka mengutuk keras perbuatan biadad oknum guru tersebut, dan meminta pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Menurut Jaka dari kasus ini kita dapat mendapat pelajaran bahwa tempat yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi tumbuh kembang anak justru menjadi tempat yang menkutkan bagi anak, apalagi dalam kasus tersebut disana berkedok lembaga pendidikan agama Islam.

Dengan adanya kasus tersebut Jaka berharap hal serupa tidak terjadi di Kabupaten Subang dan tidak menimpa anak-anak Subang.

“Khususnya dimana pun mereka mengenyam pendidikan, kejahatan didunia pendidikan dapat dicegah dengan dimulainya dari bagaimana orang tua memilihkan tempat yang tepat untuk anak-anaknya,” kata Jaka Septia Arizona Jumat, 10 Desember 2021.

Jaka berharap orang tua tidak sembarangan memilih tempat pendidikan itu dapat dilihat dari mulai izin operasionalnya dan tenaga pendidiknya.

“Apalagi di Dunia pesantren kita harus benar-benar selektif memilih pesantren yang benar-benar jelas sanad keilmuan dan kurikulum yang diajarkan nya serta pesantren ramah anak,” ujarnya.

Yang kedua pemerintah harus tegas dalam membuat regulasi yang mengatur Dunia pesantren dan boarding school.

Ketiga seluruh elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan baik instansi terkait maupun masyarakat umum harus sama-sama mengawasi lembaga pendidikan yang ada dilingkungan.

“Kita tidak boleh lengah terhadap predator anak, mereka menggunakan segala cara untuk memuluskan niat jahatnya,” pungkasnya.***

Redaksi

Exit mobile version