Tiara Megawati dan Yuni Maharani : Perempuan Bisa Menjadi Kekuatan Politik dan Bisa Membawa Perubahan

beritatandas.id, Karawang Kehadiran perempuan di ranah politik praktis yang dibuktikan dengan keterwakilan perempuan di sebuah organisasi menjadi syarat mutlak bagi terciptanya kultur pengambilan kebijakan publik yang ramah dan sensitif pada kepentingan perempuan.

 

Tanpa keterwakilan perempuan di organisaai dalam jumlah yang memadai, kecenderungan untuk menempatkan kepentingan laki-laki sebagai pusat dari pengambilan kebijakan akan sulit dibendung.

 

Rendahnya keterwakilan perempuan di ranah politik dapat dijelaskan ke dalam setidaknya dua pembacaan. Pertama, masih mengakar kuatnya paradigma patriarki di sebagian besar masyarakat Indonesia. Pola pikir patriarki cenderung menempatkan perempuan di bawah kekuasaan laki-laki. Perempuan dicitrakan sekaligus diposisikan sebagai pihak yang tidak memiliki otonomi dan kemandirian di semua bidang, termasuk politik.

 

 

Beda halnya dengan dua perempuan asal kota karawang Tiara Megawati (27)dan Yuni Maharani (26) yang memperspektifkan bahwa perempuan bisa menjadi kekuatan politik dan bisa membuat perubahan besar.

 

Awal mulanya Tiara Megawati seorang Sarjana lulusan Fakultas hukum,ia mengikuti perpolitikan sejak Tahun 2018,saat ia mencalonkan diri di legislatif untuk mengisi  Dapil perempuan itu karena kekurangan, jadi di situ mau nggak mau dipaksa untuk terjun ke dunia politik yang dari awal memang ia bukan Basic politik.

 

“Di dunia politik kita udah tahu di lapangan seperti apa keluhan masyarakat Seperti dimulai disitu mulai tertariklah masuk ke politik terus jadi itu,”kata Tiara usai mengikuti pelantikan pengurus Persatuaan Daerah Kesatuan Perempuan Partai Golkar,Senin (08/11/2021).

 

Dengan masuknya ia ke pengurusna partai politik menurutnya seperti penyalur atau wadah untuk kita mendengarkan keluhan masyarakat.

 

“Seperti apa  deritanya masyarakat  karena  berbeda-beda setiap wilayah berbeda-beda permasalahannya seperti itu sih awal mulanya masuk ke dunia politik,”ucapnya.

 

Menurut Mega politik perempuan adalah bagian membuat para perempuan lebih produktif jadi yang dulunya perempuan itu hanya di dapur hanya memasak.

 

“Kita buktikan kita bukan hanya tampil di dapur, tapi kita juga bisa tampil di luar,bersosialisasi berpolitik,membantu sesama wanita mendorong jadi lebih produktif,bukan cuma kita doang Tapi semua wanita kita bantu kita rangkul untuk lebih produktif lagi,”imbuhnya.

 

Megawati  belum terpikir kembali lagi ke panggung politik ia lebih fokus untuk mengabdi lagi ke masyarakat dan mendengarkan apa yang sebenarnya  dibutuhkan oleh masyarakat.

 

“Jadi bukan hanya mencalonkan diri hanya ingin, tapi juga ingin melihat tugas kita nanti apa nih, yang dibutuhkan itu nanti apa bukan hanya sekedar visi misi tapi kita tidak tahu kan keluhan masyarakat itu seperti apa di lapangan itu beda-beda tidak hanya terpatok dari visi misi kita saja,”ujarnya

 

Lebih lanjut ia memaparakan kepemimpinan perempuan di Karawang yang dipimpin Celicca

bahwa karawang sudah banyak perubahan sudah bagus kepemimpinannya hanya ia lebih menyoroti tentang banyaknya Pengangguran.

 

“Karena minimnya sumber daya manusia jadi kalau menurut saya bagaimana caranya kita meningkatkan sumber daya manusia lebih, bukan berarti  sekarang kurang ya,tapi lebih lagi dimaksimalkan lagi Bagaimana kita bisa mengajak atau merangkul anak-anak yang misalkan lulusan SMK SMA itu lebih berpotensi lagi jadi tidak menimbulkan penumpukan pengangguran kedepannya”,ucapnya.

 

 

Harapan untuk perempuan perempuan Karawang,Tiara menyampaikan dengan terjun

politik ke masyarakat yang bisa tahu bagaimana masuk ke perempuan-perempuan di Kabupaten Karawang.

 

“Saya Gali Apa keterampilannya jadi membuat naikkan produktif lagi bukan cuman di dapur tapi bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah membantu suami dengan tidak hanya mengandalkan, bahwa perempuan yg bisa produktif loh perempuan ini berkarya loh tanpa harus meninggalkan pekerjaannya di rumah,”harapnya.

 

 

Sementara ditempat yang sama Yuni Maharani mengatakan bahwa Bagaimana daerah itu tergantung pada bagaimana perempuannya, menurutnya sebagai generasi peremouan  harus mempunyai rasa Mandiri terlebih dahulu

 

“Kita harus jadi wanita yang mandiri,wanita yang bisa bertahan dalam keadaan apapun di mana kita juga nggak bisa meninggalkan kodrat kita sebagai perempuan,”Kata Yuni.

 

 

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa peran-peran perempuan itu benar-benar sangat besar potensinya.

 

“Maka dari itu harapannya apalagi terutama kepada perempuan milenial , perempuan milenial itu adalah semangat bangsa,Harapan Bangsa di masa depan itu ada pada milenial maka dari itu seharusnya anak anak milenial itu punya semangat untuk berpolitik”,ujarnya.

 

 

Yuni yang putri kedua dari Bapak Tubagus Achmad Darojat yang juga tokoh Partai Golkar yang sedang Berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jaya Jakarta Raya,menurutnya dunia politik jangan dianggap Negatif

tapi ada banyak sisi positifnya sesuaai mind set kita.

 

“Bahwa berpolitik itu bisa riang dan gembira itu kita juga selain bisa menjadi lidah untuk menyambungkan keluh kesah masyarakat, kebahagian k kita tuh bisa membantu tanpa mengurangi apa yang sudah kita miliki,”ujarnya.

 

Sebagai perempuan menurut Yuni harus mandiri kita harus optimis kita harus membuktikan juga bahwa sekarang derajat perempuan.

 

“Jadi kita bisa melakukan apa saja yang bisa dilakukan juga sebagai orang laki-laki jadi sekarang enggak ada istilah pada zaman gelap terbitlah terang seperti jaman  Kartini,”ujarnya.

 

Ia pun mengungkapkan bahwa zaman dulu  perempuan  tidka boleh berkarir tidak boleh perempuan berpolitik, menurutnya rasa semua profesi bisa dipegang sama perempuan, mau jadi presiden mau jadi wakil presiden mau jadi dokter mau jadi apa pun sekarang bisa.

 

“Maka untuk perempuan sekarang harusnya bisa memanfaatkan hal ini terus berkembang dan bersemangat,”ucapnya.

 

Yuni sebagai perempuan mengatakan perempuan jangan takut untuk melapor jika terjadi KDRT meski KDRT adalah urusan yg privacy,tetapi apabila kita mengetahui dan kita diminta untuk membantu tentunya kita harus membantu ikut melaporkan.

 

“Karena KDRT sebenarnya sudah ada unsur seperti permasalahan yang bisa berdampak atau berakhir kepada hukum pidana tentang KDRT,Jadi kalau saya pribadi sih sebagai perempuan selalu mau bantu untuk hal itu itu karena Jangan sampai karena perempuan lemah,bisa dimanfaatkan oleh laki-laki ,kita harus mandiri kita harus jadi perempuan kuat supaya kita tidak tertindas”,pungkasnya.

Reporter : Lex/Roh

Exit mobile version