KARAWANG, Tandas.id – Malam Minggu lalu menjadi malam kelabu bagi sembilan pelajar di Cikampek Selatan. Dua di antaranya, BR (18) dan MG (18), meninggal dunia setelah pesta minuman keras (miras) oplosan bersama tujuh teman lainnya.
Menurut keterangan Kepala Desa Cikampek Selatan, Asep Ceponk, pesta tersebut berlangsung mulai pukul 11 malam hingga subuh.
“Total ada sembilan orang yang terlibat dalam pesta miras tersebut. Dua orang dinyatakan meninggal dunia, tiga dilarikan ke rumah sakit, sementara empat lainnya dirawat di rumah masing-masing dengan cara tradisional, yakni minum air kelapa,” ujar Asep, Rabu 10 Juli 2024.
Salah satu dari sembilan korban adalah seorang perempuan. Kondisi korban yang dirawat di rumah sakit kini sudah berangsur membaik.
“Gejala yang dirasakan para korban antara lain mual-mual, pusing, nyeri sendi, bahkan ada yang muntah darah,” tambah Asep.
Barang haram tersebut didapatkan melalui jejaring media sosial Instagram. Namun, akun penjualnya kini sudah tidak ditemukan. Menanggapi tragedi ini, pemerintah desa berencana membentuk posyandu remaja dan mencari duta narkoba di Cikampek Selatan. Mereka juga akan bekerja sama dengan pihak kepolisian, TNI, dan sekolah-sekolah setempat untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Asep mengimbau kepada semua orang tua di Cikampek Selatan untuk selalu mengawasi anak-anak mereka, terutama yang masih duduk di bangku sekolah.
“Pengawasan ketat dari orang tua sangat diperlukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Sementara itu, Alfari, salah seorang teman dekat korban, menceritakan bahwa pesta miras tersebut dilakukan dua kali hingga subuh.
“Setelah pesta miras, beberapa korban langsung tepar dan saya sempat menyiram mereka dengan air,” ungkapnya.
Peristiwa tragis ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat Cikampek Selatan untuk lebih waspada terhadap bahaya miras oplosan dan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak dan remaja.
Penulis: Jauhari
Editor: Joe
Leave a Reply