Warga Desa Citalang Purwakarta di Temukan Tewas Tergantung di Depan Rumah

beritatandas.id, PURWAKARTA – Berbagai masalah diduga jadi penyebab orang-orang nekat mengakhiri hidupnya. Mulai dari himpitan ekonomi, penyakit yang tidak kunjung sembuh menjadi pemicu warga Purwakarta melakukan aksi bunuh diri.

Berdasarkan data, dari bulan Januari hingga April 2021, ada tiga orang yang gantung diri. Sedangkan sepanjang tahun 2020, tercatat ada tujuh orang yang melakukan aksi serupa.

Seperti yang terjadi pada beberapa waktu lalu diawali dengan aksi gantung diri MS (62) warga Nagritengah, Kecamatan Purwakarta, pada bulan Januari.

Anak korban lah yang pertama kali melihat MS sudah tidak bernyawa. Awalnya, anak korban mencari korban karena biasanya pada saat pagi hari MS sering duduk di depan rumah atau masih tidur di dalam kamar.

Karena mencari di rumahnya tidak ditemukan, dia kemudian pergi ke kamar mandi yang lokasinya bersebelahan dengan gudang. Dari jendela terlihat ada orang yang berdiri, kemudian saat dilihat ke dalam gudang ternyata MS sudah tergantung di tulang plapon tempat tersebut.

Pada bulan berikutnya, giliran AS (62), warga Perum Griya Mukti, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, ditemukan tewas tergantung di pohon kamboja.

Jasad lelaki tua itu pertama kali ditemukan warga saat hendak ke pasar. Dari jarak sekitar 100 meter, saksi melihat AS tergantung di pohon kamboja di pemakaman keluarga almarhum Bah Salkim, Lembur Kolot, Kampung Citrasari, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao. Dari hasil keterangan saksi, diduga korban bunuh diri karena terlilit masalah ekonomi.

Kemudian pada awal April 2021, pria paruh baya berinisial M (46) warga Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta ditemukan tewas di depan rumahnya. Korban diketahui meninggal oleh tetangganya yang pulang dari musala.

Menurut, Kapolsek Kota Purwakarta Kompol H.Januaryono, setelah dilakukan visum luar tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, korban pertama kali ditemukan oleh dua orang warga yang pulang dari musala. Mereka tidak menyangka kalau korban sudah tak bernyawa. Selintas seperti orang yang sedang duduk membelakangi jalan. Tapi begitu lama diperhatikan ternyata orang berkaus merah itu tidak bergerak.

Penasaran, keduanya lalu menghampiri dan alangkah terkejutnya mereka. MA dalam posisi seperti duduk sudah tidak bernyawa, sementara di leher tampak seutas tali plastik menjerat dan tergantung di bagian talang kayu di depan rumahnya.

Fenomena tersebut menuai tanggapan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, KH Jhon Dien.

Menurutnya, bunuh diri bukanlah solusi untuk mengakhiri masalah yang tengah dihadapi.

“Dalam islam, bunuh diri merupakan tindakan terlarang yang sangat dibenci Allah. Ancaman dosanya pun tidak tanggung- tanggung dan begitu mengerikan,” tutur KH Jhon Dien, saat dihubungi melalui telepon selulernya, pada Selasa (6/4/2021)

Ia menambahkan, orang yang melakukan bunuh diri adalah mereka yang merasa putus asa. Sebab mereka tidak memiliki harapan untuk menjalani hidup ke depan.

“Gak punya harapan ini karena nggak punya iman, semua bersandar kepada rasio. Biasanya menganggap dengan kematian selesai masalah,” kata Kyai karismatik itu.

Dalam agama Islam, lanjut dia, bunuh diri dengan alasan apapun adalah haram. Orang yang melakukan perbuatan ini terancam akan mendapatkan dosa yang sangat besar.

Sebab, kata KH Jhon Dien, hidup dan matinya seseorang itu berada di tangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang dari Allah.

“Bahkan dalam hadist dijelaskan bahwa pelaku bunuh diri akan kekal mendekam di neraka jahanam,” tegasnya.

Dijelaskan KH Jhon Dien, orang melakukan bunuh diri itu akan mengalami tiga penderitaan, yakni penderitaan di dunia yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tersebut, penderitaan menjelang kematiannya serta penderitaan kekal di akhirat kelak.

Ditegaskan KH Jhon Dien, bahwa bunuh diri menunjukkan penurunan keimanan karena agama cenderung mengurangi depresi mental dan pedihnya tragedi kehidupan.

“Seberat apa pun kehidupan, seberat apa pun tantangan yang dihadapi, orang tidak boleh putus asa. Di dalam Alquran disebut, ‘jangan engkau semua putus asa dari rahmat Tuhan’,” jelasnya.

Meski menghadapi masalah, semisal kehilangan, KH Jhon Dien menegaskan bahwa rahmat dan nikmat Tuhan jauh lebih banyak daripada apa yang hilang tersebut.

“Maka kemudian diharapkan masih tetap berharap kepada Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya.

Ia menambahkan, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Masalah yang diterima sesorang merupakan ujian yang diberikan Tuhan untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa sesorang.

“Berani hidup, berani hadapi masalah. Yakinlah tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Kewajiban kita hanyalah berusaha dan berupaya. Untuk mencari solusi masalah yang dihadapi, hendaklah ambilah air wudhu untuk memohon petunjuk Allah SWT terus sholat malam, seperti tahajud ataupun solat hajat. Dan yang terpenting terus menjalin silahturahmi dengan sesama, jangan banyak menyendiri, karna kalau sendiri pasti ditemani setan,” tutup KH Jhon Dien. (Gin)

Pria paruh baya berinisial M (45) warga Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta ditemukan tewas tergantung di depan rumahnya.

 

Reporter : GN 

Exit mobile version