DPRD Jabar Dorong Pemprov Prioritaskan Honor Penghafal Al Quran Program Sadesha

Cirebon, beritatandas.id – Ribuan hafiz-hafizah atau penghafal Al-Qur’an lahir dari program Sadesha (Satu Desa Satu Hafiz) yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun program keumatan Sadesha itu saat ini menyisakan sejumlah persoalan.

Tercatat ribuan hafiz-hafizah yang telah diwisuda dalam program Sadesha ini belum menerima honor bulan Agustus-September 2023. Kondisi ini disebabkan karena terkendala anggaran. Hal itu disampaikan Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jabar Yuningsih dalam sidang paripurna pandangan fraksi beberapa hari lalu.

“Memang provinsi Jabar ada program menghargai penghafal Al-Qur’an. Jadi satu desa ada satu penghafal Al-Qur’an dan itu memang dibiayai ada dari Pemprov,” kata Yuningsih saat dikonfirmasi, Rabu (27/9/2023).

“Kemarin agak terhambat (pembayaran honor) karena anggaran terputus jadi dari murni ke anggaran perubahan,” imbuhnya.

Yuningsih menyebut, honor untuk penghafal Al-Qur’an di program Sadesha diketahui Rp 1 juta per bulan. Karena itu dia mendorong agar honor itu bisa jadi prioritas dalam anggaran perubahan 2023.

“Pemprov wajib menganggarkan. Jangan sampai tidak diperjuangkan. Pemprov harus bayar hafiz yang sudah tugas di desa-desa,” tegasnya.

Untuk diketahui, program Sadesha telah mencetak 6.000 penghafal Al-Qur’an. Terakhir sekitar 2.000 hafiz diwisuda oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 28 Agustus 2023 di Dome Bale Rame Soreang, Kabupaten Bandung.

Ridwan Kamil saat itu menyampaikan, sejak digulirkan pada tahun 2018, Sadesha menargetkan 5.312 penghafal Al-Qur’an per satu desa. Namun, saat ini program Sadesha telah mencetak 6.000 orang penghafal Al-Qur’an, atau melebihi target yang ditetapkan.

“Saya bangga Sadesha melebihi target dari 5.312 menjadi 6.000 penghafal Qur’an,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/8/2023).***

Redaksi

Exit mobile version