Bandung, beritatandas.id – Ekonomi kreatif (ekraf) menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Untuk itu, pengembangan ekraf menjadi penting dalam menopang ekonomi kota-kota di dunia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja dalam acara CONNECTI:CITY 2022 di Museum Konferensi Asia-Afrika (MKAA), Kota Bandung, Senin (14/3/2022).
“Salah satu yang bertahan dan berkontribusi di masa pandemi COVID-19 adalah dari ekonomi kreatif. Oleh karena itu, kalau kita bicara tema tahun ini, salah satunya bagaimana supaya ekonomi dunia ini tetap bertahan,” kata Setiawan.
CONNECTI:CITY merupakan konferensi internasional terkait ekonomi kreatif dalam rangka mendukung Presidensi G20, dan sebagai _side event_ U20. Adapun tema yang diusung pada CONNECTI:CITY 2022 adalah _“People and the Next Economy – Recovering Together.”_
“Jadi ini adalah _side event_ dari G20 yang kita namakan sebagai Urban 20 (U20). Kebetulan yang menjadi host-nya DKI Jakarta dan Jawa Barat,” ucap Setiawan.
Setiawan menyampaikan, _output_ dari webinar CONNECTI:CITY ini akan berupa rekomendasi terkait pengembangan ekraf yang akan disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada forum G20. Ekraf yang dibahas pada CONNECTI:CITY, kata Setiawan, meliputi 17 subsektor, di antaranya digitalisasi, desain, seni kriya, fashion, kuliner, sampai film.
“Hasilnya nanti bersifat rekomendasi yang akan masuk U20, dan tentu saja nantinya akan disampaikan ke G20 oleh Bapak Gubernur,” kata Setiawan.
“Harapannya bahwa rekomendasi yang telah kita diskusikan didengar dan akan menjadi _policy_ dunia, karena G20 ini akan menjadi _policy_ dunia. Ekonomi kreatif akan menjadi salah satu andalan untuk tetap _survive_ dari sistem perekonomian di sebuah kota,” harapnya.
Sebagai contoh pentingnya pengembangan ekraf, Setiawan melaporkan bahwa tiga subsektor ekraf di Jabar adalah industri kerajinan 27,1 persen, industri kuliner 26,4 persen, dan industri fashion 16,7 persen. Jabar juga memiliki jumlah perusahaan _startup_ terbesar kedua di Indonesia. Apalagi Kota Bandung memiliki distribusi _developer_ dan _publisher_ video game tertinggi dibandingkan kota lain di Indonesia, dengan kontribusi mencapai angka 15,71 persen.
Redaksi
Leave a Reply