Cirebon,Beritatandas.id – Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKB, H.M. Sidkon Dj, menegaskan bahwa pengajuan kembali K.H. Abbas Abdul Jamil dari Buntet Pesantren sebagai Pahlawan Nasional adalah bentuk koreksi terhadap narasi sejarah yang selama ini kurang memberi ruang bagi kontribusi pesantren dalam perjuangan kemerdekaan.
“Sejarah kita terlalu lama memusatkan narasi pada tokoh-tokoh militer dan birokrat. Padahal, pesantren dan para ulama juga menjadi garda terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan, terutama lewat perjuangan moral dan spiritual,” ujar Sidkon saat ditemui di Cirebon, Jumat (30/5/2025).
*Pesantren sebagai Kekuatan Rakyat*
Sidkon menyebut, perjuangan Kiai Abbas dari Buntet bukan hanya simbol perlawanan fisik terhadap penjajah, tetapi juga representasi kekuatan rakyat berbasis nilai agama dan pendidikan. Dalam konteks Resolusi Jihad 1945, kehadiran Kiai Abbas memberikan legitimasi moral dan spiritual terhadap perlawanan rakyat di Surabaya.
“Fatwa jihad yang mendorong ribuan santri dan rakyat bangkit melawan Belanda bukan sekadar dokumen, tetapi hasil musyawarah besar para ulama. Dan Kiai Abbas memainkan peran sentral di dalamnya,” ungkap Sidkon.
*Momentum Menegaskan Posisi Ulama dalam Sejarah Nasional*
Lebih jauh, Sidkon menilai bahwa pengajuan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional bukan semata-mata soal gelar kehormatan, tapi momentum untuk menempatkan ulama pesantren sebagai bagian penting dari narasi besar sejarah bangsa.
“Kalau tidak sekarang, kapan lagi kita tegakkan keadilan sejarah bagi tokoh-tokoh pesantren? Jangan sampai jasa mereka hanya hidup dalam tradisi lisan dan terlupakan dalam dokumen negara,” ujarnya.
*Apresiasi Upaya Keluarga dan Santri*
Sidkon juga mengapresiasi langkah konkret keluarga besar Kiai Abbas dan para santri yang aktif menelusuri dokumen sejarah, termasuk hingga ke luar negeri, demi memenuhi persyaratan administratif pengajuan gelar pahlawan nasional.
“Semangat ini luar biasa. Ini bukan sekadar nostalgia, tapi kerja serius agar sejarah ditulis dengan benar. Negara harus menyambut ini dengan terbuka,” tambahnya.
*Pesan untuk Pemerintah Pusat*
Kepada pemerintah pusat, khususnya Kementerian Sosial dan Dewan Gelar Pahlawan Nasional, Sidkon menitipkan pesan agar rekognisi terhadap peran pesantren tidak lagi diabaikan.
“Sudah saatnya kita mengakui peran ulama bukan hanya sebagai guru spiritual, tetapi juga sebagai pejuang dan penggerak rakyat. Kiai Abbas adalah contoh nyata bagaimana pesantren ikut menentukan arah sejarah bangsa,” pungkasnya.***
Redaksi