Subang, beritatandas.id — Di tengah masifnya pembangunan infrastruktur dan masuknya investasi skala nasional, Kabupaten Subang justru mengalami paradoks sosial yang mencemaskan. Angka pengangguran terus meningkat dari tahun ke tahun. Padahal, Subang disebut sebagai daerah masa depan Jawa Barat, dengan potensi ekonomi yang sangat besar.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan BPS Subang, jumlah pengangguran pada tahun 2025 mencapai 67.000 jiwa, naik signifikan dari angka tahun sebelumnya yang berada di kisaran 63.260 jiwa. Ini berarti terjadi peningkatan sekitar 3.740 jiwa dalam satu tahun terakhir.
Situasi ini menuai perhatian dari Anggota DPRD Subang Fraksi PKB, A. Fauzi Ridwan, yang menilai bahwa pembangunan yang ada saat ini belum mampu menyentuh kepentingan rakyat kecil, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja.
“Ironis sekali. Subang ini daerah strategis, punya pelabuhan internasional, kawasan industri, bahkan jadi bagian dari Rebana Metropolitan. Tapi faktanya, ribuan warga lokal masih menganggur. Ini tanda bahwa pembangunan belum berpihak pada masyarakat,” ujar A. Fauzi Ridwan dalam keterangannya, Senin (2/6/2025).
Waspadai Lonjakan Pengangguran Juni–Juli
A. Fauzi Ridwan juga memperingatkan bahwa memasuki bulan Juni hingga Juli, angka pengangguran berpotensi semakin tinggi. Ini disebabkan oleh masuknya angkatan kerja baru, yakni lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi yang belum disiapkan untuk menghadapi pasar kerja yang kompetitif.
“Setiap pertengahan tahun akan ada ribuan lulusan baru. Kalau tidak ada intervensi cepat, angka pengangguran kita bisa tembus 70.000 jiwa. Ini bom waktu sosial,” tegasnya.
Politisi asal Patokbeusi itu menilai bahwa Pemerintah Kabupaten Subang harus segera berbenah, dengan membentuk kebijakan afirmatif yang mendorong perusahaan-perusahaan industri di Subang agar memprioritaskan tenaga kerja lokal, bukan hanya mendatangkan pekerja dari luar daerah.
Jangan Sampai Jadi ‘Jakarta Kedua’
Lebih jauh, A. Fauzi Ridwan menyoroti risiko sosial yang mengintai Subang ke depan jika fenomena ini dibiarkan. Ia membandingkan dengan situasi warga Betawi di Jakarta, yang saat ini banyak terpinggirkan akibat gelombang pembangunan tanpa perlindungan sosial yang memadai.
“Kita harus belajar dari Jakarta. Warga Betawi sekarang banyak yang hanya jadi penonton di tanah sendiri. Subang jangan sampai seperti itu. Kita punya waktu untuk mencegahnya, tapi harus mulai sekarang,” tegasnya.
Dorongan Solusi Nyata
A. Fauzi Ridwan menegaskan bahwa DPRD siap mendorong kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat, antara lain:
Menyusun Perda Ketenagakerjaan yang mengatur proporsi tenaga kerja lokal dan hari ini sedang dibahas di DPRD Subang oleh pansus.
Mengembangkan pelatihan vokasi berbasis industri yang realistis dan mudah diakses,
Serta memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dunia industri dan dunia pendidikan.
“Pembangunan itu bukan soal gedung tinggi atau jalan mulus saja. Tapi tentang perut rakyat yang kenyang dan masa depan anak-anak yang jelas,” pungkasnya.***
Reporter: Alex