Solusi Banjir Bandung Selatan, Komisi V: Harus Sejalan antara Pembangunan dengan Perilaku Manusia

Solusi Banjir Bandung Selatan, Komisi V: Harus Sejalan antara Pembangunan Infrastruktur Pengairan dengan Perilaku Manusia

beritatandas.id, BANDUNG – Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Asep Syamsudin berharap masyarakat Kabupaten Bandung turut menjaga, memelihara serta merasakan manfaat dari pembangunan kolam retensi sebagai infrastruktur sumber daya air pengendali banjir di kawasan Baleendah.

Namun, tegas Asep, pengendalian banjir tidak cukup hanya dengan pembangunan infrastruktur, perilaku masyarakat dalam mengelola sampah juga sangat penting. Meski infrastruktur tersebut telah dibangun, tetapi jika tidak dibarengi dengan perilaku manusia khususnya dalam memperlakukan sampah, maka upaya apapun akan sia-sia.

Dikatakan, lebih dari 10 tahun terakhir ini  warga Kabupaten Bandung, khusunya di wilayah Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, termasuk Bojongsoang dibuat menderita dengan banjir langganan yang menerjang setiap musim penghujan akibat luapan dari sungai Citarum.

Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalu Ditjen Sumber Daya Air awal Desember 2020 ini memulai pembangunan kolam retensi banjir di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, serta pembangunan lima polder air.

Sebelumnya, infrastruktur sumber daya air yakni Kolam Retensi Cieunteung di Kecamatan Baleendah telah dibangun yang berfungsi untuk meminimalisasi banjir dengan cara menampung debit air Sungai Citarum. Air yang tertampung akan kembali dialirkan ke sungai setelah debit Sungai Citarum menurun.

Sementara untuk Kolam Retensi Banjir Andir, dibangun di lahan seluas 4,85 Ha, dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 148,78 Ha, luas genangan 2,75 Ha, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik (m³).
Sementara lima polder air yang dibangun yakni:

1. Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 29,79 Ha dan volume tampungan 1.125 m³;

2. Polder Cipalasari-2 dengan catchment area 11,79 Ha dan volume 1.125 m³;

3. Polder Cijambe Barat (catchment area 78,20 Ha dan volume 1.125 m³);

3. Polder Cijambe Timur (catchment area 58,60 Ha dan volume 1.125 m³);

4. Polder Cisangkuy (catchment area 7,85 Ha dan volume 450 m³).

Kolam Retensi Andir maupun Cieunteung dilengkapi dengan empat pompa air dengan kapasitas total mampu memompa debit air sebesar 12.50 m3/detik dengan kemampuan mengurangi waktu genangan untuk area seluas 39 hektar.

Diketahui, di sekitar area Kolam Rentensi Cieunteung tersebut terdapat lebih dari 1.000 rumah, bangunan, jalan provinsi di Kelurahan Baleendah dan Kelurahan Andir. Luas kolam retensi Cieunteung sendiri mencapai 4,75 Ha, yang mampu menampung 190.000 m3 air limpasan dari  sungai Citarum.

Sebelum adanya Kolan Retensi Cieunteung, genangan banjir yang terjadi bisa mencapai tiga minggu di daerah tersebut. Namun setelah adanya kolam retensi ini, genangan banjir hanya terjadi sekitar tiga sampai empat jam saja.
Jika Kolam Retensi Andir beserta lima polder airnya sudah rampung dibangun dan berfungsi, maka genangan banjir di kawasan  Kelurahan Andir akan bisa diminimalisasi seperti halnya efek dari Kolam Retensi Cieunteung untuk area bantaran sungai Citarum di wilayah Kelurahan Baleendah.

 

 

 

Redaksi

Exit mobile version