PURWAKARTA,Beritatandas.id– ebat perdana Pilkada Purwakarta 2024 yang berlangsung di Hotel Harpper By Aston, Bungursari, Purwakarta, pada Selasa malam, 05 November 2024, menjadi ajang pembuktian bagi pasangan calon nomor urut 4, Zainal Arifin dan Haji Sona Maulida Roemardhie (Zason).
Menurut pengamat politik dan kebangsaan dari Purwakarta, Irvan Mas’ud Imanudin, Zason dinilai menang telak dalam debat tersebut.
“Zason berhasil menjawab semua pertanyaan dengan sangat baik. Penyampaian visi dan misi mereka juga sangat jelas, menyentuh permasalahan masyarakat dan solusinya yang disampaikan sangat nyata,” ujar Irvan Mas’ud.
Irvan menilai, Zason berhasil menonjolkan pemahaman yang mendalam tentang kondisi sosial-ekonomi di Purwakarta, terutama masalah ketimpangan ekonomi yang belum banyak disorot pasangan lain.
“Zason menunjukkan pemahaman yang akurat terkait kondisi masyarakat rentan di Purwakarta, dan solusinya pun sangat konkret. Ini menunjukkan Zason punya langkah strategis yang jelas dan realistis untuk memajukan daerah,” ujar Irvan.
Selain itu, Irvan juga mengapresiasi kemampuan Zason dalam menyampaikan gagasan secara lugas dan mudah dimengerti. Menurutnya, cara Zason memaparkan program kerja dengan bahasa yang dekat dengan masyarakat adalah nilai tambah yang penting.
“Penting bagi calon pemimpin untuk bisa berbicara dalam bahasa masyarakat. Zason melakukannya dengan baik, dan itu membuat pesan mereka sampai langsung ke hati publik Purwakarta,” tambahnya.
Irvan pun melihat bahwa strategi Zason yang mengutamakan pemberdayaan ekonomi berbasis desa dapat menjadi solusi efektif di tengah keterbatasan ekonomi.
“Program Zason yang akan membangun inkubasi usaha di tingkat desa dan menciptakan kelompok usaha produktif bisa membantu menekan angka pengangguran dan meningkatkan taraf hidup warga. Ini solusi yang sangat realistis untuk membangun kemandirian ekonomi di tingkat akar rumput,” ujar Irvan.
Dalam debat tersebut, Haji Sona Maulida menyoroti tantangan sosial ekonomi yang dihadapi Purwakarta, terutama terkait dampak kemajuan teknologi dan otomatisasi yang mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat.
“Kita dihadapkan pada kondisi di mana 67% masyarakat Purwakarta berada di antara garis kemiskinan dan kelas menengah. Mereka bukan lagi golongan miskin, tetapi belum juga stabil di kelas menengah,” ujar Haji Sona. Ia juga menambahkan bahwa meski tingkat kemiskinan Purwakarta berada di angka 8%, yang lebih rendah dari standar nasional, ketidakpastian ekonomi kelompok rentan ini tetap mengkhawatirkan.
Menurutnya, sebagian besar masyarakat di Purwakarta yang masuk kategori ini memiliki penghasilan antara Rp500.000 hingga Rp1,5 juta per bulan. “Kelompok ini mayoritas, dan mereka butuh perhatian khusus agar tidak jatuh kembali ke kemiskinan,” lanjut Haji Sona.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Zason menawarkan program prioritas yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat kelas rentan tersebut. Mereka berencana membentuk inkubasi usaha di tingkat desa, menciptakan kelompok usaha produktif dan manufaktur yang tersebar di seluruh Purwakarta.
“Kami akan berupaya agar masyarakat bisa berpenghasilan minimal Rp2,5 juta per bulan. Tujuannya adalah menciptakan Purwakarta yang lebih mandiri dan berdaya,” tambah Haji Sona.
Ia pun mengakhiri pernyataannya dengan ajakan untuk bersama membangun Purwakarta. “Mari kita bergandengan tangan untuk kemajuan Purwakarta. Pat pat gulipat, jangan lupa coblos nomor empat. Terima kasih,” tutup Haji Sona, disambut tepuk tangan dari para pendukung.
Debat perdana yang disiarkan melalui Inews TV dan kanal YouTube KPU Purwakarta ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk memahami visi dan misi dari para calon pemimpin.***
Redaksi
Leave a Reply