Pilkades Serentak, DPRD Jabar H Nasir Ingatkan Warga Jaga Prokes

beritatandas.id, Subang – Jelang pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak, Komisi I DPRD Jawa Barat H Nasir mengingatkan soal protokol kesehatan.

Pasalnya, meski saat ini kondisi Covid-19 semakin membaik, tapi bukan berarti virus yang menggegerkan dunia itu sudah hilang.

“Bagi daerah yang menggelar Pilkades serentak diharapkan dalam pelaksanaannya tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, jangan sampai pesta demokrasi tingkat desa itu kemudian menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Karenanya, dalam persiapannya harus benar-benar matang, sehingga pelaksanaan Pilkades bisa berjalan lancar, kemudian kesehatan warga tetap terjaga.

“Termasuk setelah penghitungan, bagi pemenang dan timnya jangan terlalu berlebihan eforia. Selain soal menjaga kesehatan juga menjaga kondusifitas masyarakat (pendukung lain,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan agar panitia penyelenggara bisa menjalankan tugas seprofesional mungkin, tidak berpihak kepada salah satu calon, sehingga pelaksanaan Pilkades berjalan lancar.

“Kepada panitia selamat bertugas, jaga netralitas,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, ada daerah di Jawa Barat yang menerapkan PPKM level 3. Hal ini disebabkan pemerintah pusat menambah indeks baru, yakni tingkat vaksinasi.

“Sebenarnya Jabar semuanya sudah PPKM level 2, tapi pemerintah pusat menambahkan indeks baru, tingkat vaksinasi. Nah ini terjadi di semua provinsi, tidak hanya di Jabar saja yang level 2 tiba-tiba naik level 3. Bukan karena ada kasus banyak lagi, bukan,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil.

Adapun kecepatan vaksinasi harian di Jabar mencapai 300.000 dosis per hari. Hal ini menunjukan belum sampai ke titik yang diharapkan.

“Tolong media sampaikan agar tidak panik. Bukan naik kasus, tapi karena ada indeks baru yang vaksinnya bagus itu sudah diapresiasi ke PPKM level 2-1,” kata Emil.

Emil juga tak menampik bahwa ada kesulitan dalam mengajak warga untuk mau divaksin.

Ia menduga, warga yang tidak mau divaksin karena melihat kecenderungan kasus Covid-19 mulai menurun. ***

Redaksi/Fauzi