beritatandas.id, Jakarta – Setelah menghasilkan lulusan Guru Penggerak Angkatan 1 pada September 2021, kini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) kembali menggelar pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan 4.
Sebanyak 8.053 calon Guru Penggerak angkatan ke-4 yang berasal dari 146 kabupaten/kota akan menjalani pendidikan selama sembilan bulan untuk mendapatkan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi terhadap para guru.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya mengapresiasi para calon Guru Penggerak Angkatan ke-4 yang telah berhasil melalui proses seleksi yang sulit dan intensif.
“Selamat kepada Bapak/Ibu guru calon Guru Penggerak Angkatan ke-4. Saya yakin Bapak/Ibu calon Guru Penggerak memiliki tekad yang kuat untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak kita. Saya tahu bahwa pola pikir pikir dan semangat Bapak Ibu calon Guru Penggerak adalah sama dengan aspirasi kita untuk menyukseskan Merdeka Belajar,” ungkap Menteri Nadiem saat membuka secara resmi pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan ke-4, Kamis (14/10/2021).
Selama sembilan bulan, kata Menteri Nadiem, akan menjadi pembuktian pertama bagi para calon Guru Penggerak untuk bertemu dengan hal-hal baru yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
“Kalau Anda masih ragu, silakan tanya angkatan-angkatan sebelumnya. Tujuan dari program ini adalah memberikan bekal kemampuan kepemimpinan dalam pembelajaran dan pedagogi kepada guru,” ujar Mendikbudristek.
Dengan bekal yang diberikan selama sembilan bulan tersebut, Menteri Nadiem berharap para calon Guru Penggerak dapat menggerakan komunitas belajar baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah untuk menjadi pemimpin pendidikan yang selalu memprioritaskan pemenuhan kebutuhan bagi peserta didik.
“Sembilan bulan ke depan akan menjadi waktu yang sangat berharga bagi Bapak/Ibu untuk mempersiapkan diri untuk menjadi duta belajar di sekolah dan daerah masing-masing,” ungkap Menteri Nadiem.
Di samping itu, Menteri Nadiem juga berharap saat melakukan kunjungan kerja ke daerah, dapat bertemu dan mendengar praktik-praktik baik yang dihadirkan para calon Guru Penggerak untuk memerdekakan anak-anak Indonesia dalam belajar dan pengembangan diri.
“Untuk itu, tetap semangat dan berkolaborasi membangun suatu komunitas karena masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan Bapak/Ibu,” ujar Menteri Nadiem.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril, mengingatkan kembali kepada para calon Guru Penggerak bahwa pekerjaan di bidang pendidikan adalah sebuah upaya untuk membangun peradaban.
“Bukan hanya mengajar dan mendidik atau membahas kurikulum dan hasil belajar, namun untuk melahirkan generasi pembaharu yang akan menjawab panggilan dan tantangan zaman, baik masa kini maupun masa depan,“ uajrnya.
Iwan juga mengatakan melalui Program Guru Penggerak, pemerintah ingin menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni membangun ekosistem pendidikan di Indonesia yang merdeka dalam belajar serta selalu berpihak kepada peserta didik.
“Berpihak kepada murid inilah yang harus menjadi orientasi utama setiap pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia,” tutur Iwan.
Sementara itu, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Dirjen GTK, Praptono, dalam laporannya menuturkan program pendidikan calon guru penggerak dilaksanakan dalam rangka memantapkan empat pilar pendidikan guru penggerak, yaitu kepemimpinan pembelajaran, pembelajaran yang berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional, serta komunitas praktik.
“Pendidikan ini tentunya untuk mewujudkan rasa nyaman, bahagia kepada para peserta didik kita yang semuanya itu dapat ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan. Bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan,” kata Praptono.
Selain 8.053 calon guru penggerak, program pendidikan selama sembilan bulan ini juga akan melibatkan para pengajar praktik sebanyak 1.641 peserta, fasilitator sebanyak 549 peserta dan juga akan melibatkan para instruktur terbaik sebanyak 50 orang.
Sebelumnya, sebanyak 2.395 dari 2.460 calon guru penggerak dan 507 pengajar praktik telah lulus mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 1.
Sementara itu, sebanyak 2.800 calon guru penggerak dan 564 pengajar praktik masih mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 2. Saat ini, para calon Guru Penggerak angkatan 2 sudah menyelesaikan modul paket 3 dan akan masuk ke lokakarya ke-6 serta pendampingan individu ke-5.
Sementara itu, calon Guru Penggerak angkatan 3 telah menyelesaikan modul 1.4, dan akan masuk ke pendampingan individu dan lokakarya ke-3.
“Melalui Program Guru Penggerak, kita akan mengubah paradigma kepemimpinan pendidikan Indonesia, dari paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada administrasi pendidikan menjadi paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada pembelajaran murid,” pungkas Dirjen Iwan.***
Redaksi
Leave a Reply