Luri Fajarudin Hobi Bertani Tanaman Bonsai di Kampung Cilumpang Purwakarta

beritatandas.id, PURWAKARTA – Pandemi Covid-19 membangkitkan lagi kreativitas dan hobi lama yang mati suri. Luri Fajarudin meluangkan waktu ditengah kesibukannya sebagai pegawai, ia memutuskan menekuni kembali hobi bertani tanaman Bonsai.

Selalu ada jalan jika mau berusaha menjadi kata motivasi bagi pecinta tanaman bonsai. Tak sekedar hobi kini tanaman bonsai menjadi pundi pundi penghasilan.

Bagi pria 47 tahun ini, tanaman Bonsai merupakan tanaman yang unik dan bisa meraup rupiah meski tanaman liar yang terkadang menjadi hama bagi petani.

Hingga kini, pria yang akrab disapa Pak Eden itu pun telah memiliki ratusan tanaman bonsai di rumahnya yang terletak di Kampung Cilulumpang, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.

Menurutnya, yang membuatnya suka dan tertarik dengan bonsai itu adalah unik dan seni.

Pak Eden mengaku, meski sudah bertahun-tahun menggeluti seni bonsai, ia semakin penasaran dengan dunia bonsai.

“Bonsai adalah seni yang tidak ada habisnya. Ia tak sama seperti seni lainnya yang ketika sudah dibuat maka selesai prosesnya. Bonsai adalah tanaman yang hidup. Meski bonsai memiliki tampilan dan bentuk yang sudah nampak indah saat dirangkai, namun ia belum tentu selesai, ia masih terus bisa dikembangkan, kecuali jika tanaman dan orang yang merawatnya mati,” ucap Pak Eden saat ditemui di kediamannya, pada Senin, 8 November 2021.

Ia menuturkan, proses merangkai bonsai juga tidak sama antara satu tanaman dengan tanaman lainnya.

Pak Eden mengibaratkan merawat bonsai seperti merawat bayi, karena berbagai tanaman tersebut memiliki karakter dan keunikan sendiri, dan sebagai penghobi sekaligus perajin bonsai harus mengetahui jenis-jenis tanaman tersebut.

“Bonsai ini cara merawatnya bisa dibilang gampang-gampang susah. Harus diperlakukan seperti bayi dan diperhatikan terus agar bisa hidup sehat dan tidak stres. Jangan salah, tanaman bonsai ini pun bisa stres kalau tidak dirawat,” tuturnya.

Kendati demikian, pak Eden mengaku bahwa selama merawat bonsai itu juga diperlukan pengorbanan. Hal itu seperti yang ia lakukan saat kerap melakukan eksperimen, maka tak jarang ia harus rela mengalami kegagalan.

“Kadang jika kita bereksperimen itu juga menemui kegagalan, namun dari situ kita akan memiliki pengalaman dan tambah pengetahuan,” sambungnya.

Untuk mendapatkan bahan tanaman bonsai, ia juga sering mencari bahan tanaman Bonsai ke ‘hutan-hutan’ yang ada di Purwakarta sedangkan metode pemasaran dilakukan melaui nonline dan offline.

“Kadang saya mengunggah foto-foto bonsai di akun Facebook, dan Medsos lainnya. Dengan Medsos jadi kenal banyak orang yang sehobi dengan saya. Dan membuat bersemangat menyelami seni bonsai yang ternyata tak semonoton yang dia tahu selama ini dan gak nyangka bakal sejauh ini. Bisa jadi sumber cuan,” ucap pak Eden. (Gin)

Reporter : GN