Subang, beritatandas.id – Untuk menggenjot produksi padi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang membuat terobosan dengan menerapkan program Optimalisasi Indeks Pertanaman atau OPIP melalui program IP400.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, H Soleman Sidik, S.TP., M.Si., mengatakan, pengembangan OPIP dengan program IP400 dilakukan setelah pihaknya melakukan studi banding ke Sukoharjo Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Namun pelaksanaan program itu sendiri sudah dilakukan sejak tahun 2020 lalu di lahan seluas 800 hektar.
“Untuk tahun 2022 ini, Subang mengalokasikan program IP400 di lahan sawah seluas 1.200 hektar yamg tersebar di tujuh kecamatan, diantaranya Ciasem, Pabuaran, Cijambe, Cibogo, Cipunagara dan lainnya,” ujar H Soleman Sidik kepada Berita Tandas.id, Jumat (11/2/2022).
Dia menyebut, penambahan luas areal sawah untuk program OPIP IP 400 di tahun ini karena Subang identik dengan pangan selaku penyangga.
Dia menjelaskan, dengan menerapkan IP400, produksi padi Subang bisa meningkat signifikan dan bisa mensejahterakan para petani. Sebab, dengan menerapkan program IP400, dalam setahun, petani bisa melakukan empat kali tanam atau empat kali panen padi, dengan rata-rata produksi gabah bisa mencapai 6 – 7 ton per hektare.
“Dengan IP400, setahun bisa empat kali tanam atau empat kali panen. Dan hasil evaluasi tahun 2021, rata-rata panen bisa menghasilkan 6 – 7 ton per hektar, misalnya saat panen di Cijambe itu ada yang menghasilkan 7 ton,” papar Soleman.
Dia menerangkan, untuk memastikan tepat waktu tanam padi, IP400 ini memakai pola persemaian benih dengan sistem culik, yakni persemaian tidak harus dilakukan di lahan sawah, melainkan bisa di tempat lain seperti pekarangan rumah atau kebun dimana persemaian dilakukan saat 15 hari sebelum panen.
Begitu pula varietas padi yang digunakan dalam IP400 ini adalah jenis padi genjah yang umur panennya cepat, yakni 80 sampai 90 hari pasca tanam.
“Persemaian IP400 ini memakai sistem culik yakni tidak harus di lahan sawah. Jadi pada saat 15 hari sebelum panen, persemaian bisa dibuat di pekarangan rumah, di kebun, dengan media terpal plus organik dan menggunakan varietas padi genjah seperti Cakrabuana, Pajajaran, D70M, yang berumur genjah rata-rata sekitar 80 – 90 hari bisa panen pasca tanam,” jelasnya.
Dia juga menegaskan, daya tahan varietas padi genjah IP400 ini bagus terhadap serangan hama, seperti tahan hama wereng coklat, tahan hama penggerek dan lainnya. Adapun untuk pasokan air, pihaknya akan mengoptimalkan melalui bantuan sarana produksi dan alsintan, seperti mesin pompa air.
Pihaknya optimis Subang akan berhasil dalam program IP400 ini, karena hasil evaluasi pada 2021, Subang ini jadi standar nasional, succes story bagi program OPIP.
“Tujuan program adalah untuk antisipasi pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dan antisipasi terjadinya alih fungsi lahan mengingat Subang akan jadi smart metropolitan, sehingga otomatis kalau menggunakan perluasan tanam tidak bisa, maka harus melalui IP 400 ini, sehingga bisa mensejahterakan para petani,” ucapnya.
“Program ini akan berhasil dengan kerja tim, seperti halnya di Sukoharjo Jawa Tengah, dimana bupatinya konsen, kepala dinasnya konsen, dandimnya konsen, dinas pertanian bersama penyuluh dan POPT juga konsen mensukseskan program IP 400, karena tujuannya untuk mensejahterakan petani. Karena itu, silahkan teman-teman aktivis dan media awasi agar program ini sukses, berhasil, sebab program ini terbuka. Kita berharap, melalui program OPIP ini para petani kita meningkat kesejahteraannya, ketahanan pangan Subang pun terjamin dengan meningkatnya produksi padi,” pungkasnya.
Redaksi
Leave a Reply