Asep Suherman Beri Apresiasi Bantuan Tenda Kadeudeuh Bale Zakat Sodaqoh untuk Korban Gempa Cianjur

Cianjur, beritatandas.id – Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa Barat Asep Suherman mengapresiasi langkah yang dilakukan Bale Zakat Sodaqoh yang membangun Tenda Kadeudeuh yang menyediakan makanan untuk korban gempa bumi Cianjur.

Asep mengatakan upaya Bale Zakat Sodaqoh ini tentu meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi yang serba kesulitan dan butuh uluran tangan sesama.

“Saya mengapresiasi upaya Bale Zakat Sodaqoh ini mudah-mudahan ini dapat meringankan para korban,” kata Asep Suherman.

Selain itu, Ia menyebut FPKB Jawa Barat sebelumnya juga telah menyalurkan bantuan berupa sembako untuk korban sesuai arahan Gus Muhaimin.

Diberitakan sebelumnya, Pasca bencana alam gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Bale Zakat Sodaqoh mendirikan “Tenda Kadeudeuh” untuk menyediakan bantuan mendesak terutama makanan untuk para korban.

Selain makanan Tenda Kadeudeuh yang didirikan Bale Zakat Sodaqoh untuk korban gempa bumi ini juga menyediakan sejumlah bantuan lainnya, seperti minumam, pakaian, dan obat-obatan.

“Bale Zakat Sodaqoh di hari pertama setelah adanya bencana langsung mendirikan “Tenda Kadedeuh”. Yaitu tenda yang menyediakan kebutuhan mendesak, berupa makanan dan minuman, pakaian, dan obat-obatan untuk para terdampak bencana,” kata Koordinator Bale Zakat Sodaqoh Maulana Yusuf dalam rilisnya Rabu, 23 November 2022.

Untuk kebutuhan logistik para korban Tenda Kadeudeuh menyiapkan beras 2 kwintal, mie instan 50 dus, air mineral 30 dus, dan pakaian bekas 50 paket.

Logistik ini juga disalurkan ke posko-posko pengungsian yang ada disekitar wilayah tersebut dan beberapa titik pos lainnya.

Ia berharap Tenda Kadedeuh ini bisa ikut meringankan beban penderitaan para korban beberapa hari kedepan.

“Semoga meringankan beban para korban,” katannya.

Selain itu dia mengatakan dalam menanggulangi bencana gempa di Cianjur ini, dikarenakan banyak sekali kerusakan dan korban, tentu mengundang juga banyak orang-orang baik yang menjadi relawan, lembaga-lembaga kemanusiaan, maupun pemerintah yang turun membantu.

“Namun, dikarenakan tidak adanya posko utama atau satu komando, sehingga membuat alur malah semrawut. Bukan hanya karena banyaknya mobilitas alur kendaraan untuk mengangkut korban gempa, mengangkut pasokan obat dan pangan, juga karena banyak jalan terhalang reruntuhan,” katanya.

“Ke depan, semoga bisa lebih baik dalam menghadapi bencana alam,” pungkas Yusuf.***

Redaksi