beritatandas.id, Bandung – Beberapa waktu lalu tersebar video yang menunjukan kekerasan aparat kepolisian dalam pengamanan demontrasi mahasiswa aksi demo yang berlangsung di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Dari video tersebut menunjukan bahwa pihak kepolisian yang bertugas mengamankan demo dalam perayaan pada hari ulang tahun (HUT) ke-389 Kabupatan Tangerang, Rabu berujung ricuh.
Dalam hal ini Acep Jamaludin Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Barat menyampaikan pendapatnya mengenai SOP yang digunakan oleh kepolisian dalam mengamkan aksi demontrasi.
“Saya kira dalam video tersebut jelas bahwa Standar Oprasional Prosedur Pengamanan aksi sangatlah tidak menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” ungkap Acep.
Selanjutnya Acep juga menyebut bahwa tersebar video soal permintaan maaf dari pihak kepolisian namun itu tidak mewakili karna divideo tersebut bukan hanya satu orang yang mendapat kekerasan.
“Bukan hanya soal itu kemarin setelah aksi demo lalu beredar vidio permintaan maaf dari seorang anggota kepolisian yang melakukan tindakan kekerasan, namun bagi saya itu tidak mewakili sebab dalam video tersebut hampir semua anggota yang mengamankan aksi demo melakukan kekerasan,” paparnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Acep Jamaludin menilai perlakuan tersebut tidak mendasar itu keliru dan sangat membahayakan.
Menurut Acep, pertama soal aksi demonstrasi sebenarnya sudah diberikan payung hukum sejak era reformasi dimulai dan pihak kepolisian memiliki aturan untuk menjaga keamanan tanpa menghilangkan nilai kemanusiaan.
Padahal kata Acep, ini bukan kali pertama tapi hampir di seluruh daerah di Indonesia mengalami hal yang sama.
“Dengan jelas ia tidak menafikan persoalan permintaan maaf yang dilakukan tapi karna jika tidak dilakukan evaluasi dan tindakan tegas akan terus terulang kejadian yang sama,” kata Acep.
Selanjutnya kata Acep, bahwa pihak kepolisian saat ini Kapolri langsung membawa arahan harus menjunjung nilai presis dan humanis sesuai janji yang ia berikan ketika maju menjadi kapolri.
Menurut Acep selama ini kejadian tersebut terus terulang dan mungkin bisa terjadi kembali di waktu-waktu yang dekat
“Saya kira bapak kapolri sekarang membawa janji presisi dan humanis semoga para anggota yang berani melakukan hal tersebut dapat dihukum dan dievaluasi dengan tegas ,” tandasnya. ***
Leave a Reply