beritatandas.id, Bandung – Anggota Komisi 5 DPRD Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayatulloh menilai rencana digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada awal Juli yang digulirkan Dinas Pendidikan Jawa Barat merupakan sebuah dilema.
Di satu sisi, PTM terbatas merupakan solusi penting guna menindaklanjuti berbagai keluhan masyarakat terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun. Namun di sisi lain, angka penyebaran Covid-19 di Jabar masih tinggi, bahkan cenderung mengalami lonjakan.
“Hari ini kita berada dalam kondisi dilematis. Pertama, PTM terbatas ini diharapkan menjadi solusi dari sudah lamanya sekolah (PJJ), kedua, kita berhadapan dengan kondisi pandemi covid-19 yang masih tinggi penyebarannya di Jawa Barat dan belum tuntas prasyarat yang diajukan Mendikbud,” ujar Dadan Hidayatulloh, Minggu (6/6/2021).
Pria yang akrab disapa Kang Dadan tersebut pun menjelaskan, dalam sebuah studi penelitian dinyatakan bahwa penerapan PJJ dalam waktu yang lama, turut berdampak pada gangguan psikologis berupa kejenuhan dan penurunan kualitas belajar dari peserta didik, tenaga pendidik, termasuk juga para orang tua murid.
“Itu juga yang harus kita perhatikan dari sisi psikologisnya, di mana saat ini pelaksanaan PJJ yang terlalu lama sudah mulai banyak dikeluhkan oleh masyarakat,” ucap politisi PKB tersebut.
Meski demikian, masyarakat pun tidak dapat mengabaikan situasi yang tengah terjadi saat ini.
Selain tingkat pertumbuhan kasus Covid-19 yang cenderung naik, angka kematian akibat Covid-19 saat ini di Jawa Barat telah mencapai 1,34 persen.
Bahkan, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sejak beberapa hari lalu telah mengumumkan terkait status Jabar dalam level siaga satu dari kasus penyebaran Covid-19.
“Selain itu, dari data pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Jabar, baru enam juta dari total 30 juta lebih warga Jabar yang telah mengikuti vaksinasi,” ujarnya.
Belum lagi, tambahnya, sudah berapa besar capaian presentase vaksinasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang dapat dituntaskan sebelum waktu dimulainya PTM terbatas ini tiba.
Kemudian, bagaimana presentase kesiapan sekolah dalam upaya pemenuhan indikator prasyarat ketentuan digelarnya PTM terbatas yang ditetapkan oleh Mendikbud, dan beberapa persoalan yang harus dihadapi lainnya.
“Artinya kita terbentur dalam menghadapi kenyataan, bahwa pandemi masih jauh dari selesai dan solusi masih belum tertuntaskan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia pun mendorong agar Disdik Jabar mengevaluasi seketat mungkin terkait persiapan PTM yang rencananya akan dimulai 19 Juli 2021.
“Lakukan simulasi sebaik mungkin, sehingga semua aspek sudah terdata, dan ada mitigasi yang benar. Sosialisasikan juga dengan baik kepada masyarakat dan penyelenggara sekolah, agar kesiapan PTM terbatas ini dapat dilakukan sebaik mungkin, sehingga tidak menimbulkan persolaan di kemudian hari,” katanya.
Redaksi
Leave a Reply