Bandung, beritatandas.id – Meski masih berada dalam situasi pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, saat ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat terus gencar memfasilitasi pelaku ekspor agar kinerjanya tetap terjaga.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat mencatat persentase pelaku usaha di Jabar yang mendapatkan pelayanan urusan perdagangan di Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA), mencapai 100 persen pada September 2021.
Ada sekitar 142 pelaku usaha yang dilayani di IPSKA Provinsi Jawa Barat pada September 2021. Sehingga secara kumulatif sudah 1230 pelaku usaha yang dilayani dari Januari-September 2021.
Namun seluruh IPSKA di Jawa Barat pada September 2021 mengalami penurunan penerbitan form dibandingkan Agustus 2021. Kecuali Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten dan Kota Cirebon.
Anggota Komisi 2 DPRD Jawa Barat, Hj. Yuningsih menyambut positif atas catatan tersebut. Namun Yuningsih juga terus mendorong Dinas Perindag Jabar agar terus menggelar sejumlah kegiatan, untuk menjaga stabilitas kinerja perdagangan supaya tetap menguat selama pandemi.
“Capaian itu, patut kita apresiasi. Namun kita juga terus mendorong supaya Dinas Perindag jangan sampai kendor menggelar sejumlah kegiatan. Ini untuk menjaga stabilitas kinerja, supaya tetap menguat selama pandemi,” ujar Yuningsih.
Dalam upaya memecah masalah perdagangan luar negeri, Dinas Perindag Jabar juga secara reguler menggelar FGD hingga webinar dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, sekaligus sarana untuk membuka wawasan bagi para peserta terkait perdagangan luar negeri.
Bahkan Gubernur Jawa Barat dan Wagub Jabar pun beberapa kali melakukan pelepasan ekspor produk non migas Jabar sepanjang 2021. Antara lain ke Kosta Rika, Jepang, Denmark, Belanda, Uni Emirat Arab, hingga Singapura.
Dan produk yang dilepas ekspor antara lain serbuk kelapa, kerajinan rotan, kopi, buah-buahan, hingga tekstil.
Jabar juga mengikutsertakan produk-produk unggulannya di Trade Expo Indonesia-Digital Edition 2021, dan Dubai Expo 2020. Selain itu produk ekspor Jabar rutin difasilitasi lewat business matching dan business meeting, mulai dengan pengusaha Tunisia, Yunani, Senegal, Tiongkok, Jepang hingga Malaysia.
“Ini langkah positif, sepanjang tahun 2020 sampai 2021. Kita berharap untuk tahun 2022 sekarang ini, lebih gencar lagi,” katanya.
Pasca pemberlakuan PPKM Darurat dan kenaikan kasus Covid-19, kinerja ekspor non migas Jawa Barat terus bergerak naik. Ditopang upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terus membuka banyak peluang ekspor di masa pandemi.
Apabila melihat catatan tahun lalu, nilai ekspor nonmigas di bulan September 2021 mengalami peningkatan 2,07 persen dari bulan Agustus 2021.
“Itu catatan sepanjang 2021. Terjadi peningkatan secara berangsur. Kita terus mendorong, supaya di tahun 2022 hingga kedepannya lebih meningkat lagi,” pungkasnya. ***
Redaksi
Leave a Reply