Karawang, beritatandas.id – Usai namanya ramai dituding sebagai anak durhaka yang disebut-sebut tlah mengusir ibu kandungnya dari rumah hingga berujung pelaporan kepada pihak kepolisian oleh ibunya atas dugaan perampasan serta penggelapan sejumlah aset tanah dan rumah yang nilainya mencapai hampir Rp 10 Miliar, kini perempuan yang berprofesi sebagai dokter muda asal warga Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang itupun akhirnya angkat bicara.
Dikatakan dr. Ooy Rokayah (26) menyebut, bahwa tudingan ibu kandungnya di dalam video yang tengah viral di sejumlah platform media sosial (medsos) di Karawang terhadap ia dan suaminya tersebut tidaklah benar. Sebab, apa yang dikatakan oleh ibu kandungnya berinisial NS (45) itu sangat berbanding terbalik dengan fakta yang sesungguhnya.
“Apa yang ibu kandung saya sebutkan di dalam videonya yang viral di medsos itu tidak benar sama sekali, baik saya maupun suami saya bersama ke dua adik-adik saya tidak pernah mengusir ibu kandung kami dari rumah. Dan kaitanw tudingan perampasan atau penggelapan aset berupa tanah darat, sawah hingga rumah pun tidak benar adanya,” ungkap dr. Ooy menampik tudingan tersebut saat menggelar konferensi persnya kepada sejumlah awak media di Kantor Hukum LBH Cakra Indonesia di Karawang, Kamis (30/11).
Adapun ihwal peristiwa yang sebenarnya itu, lanjut Ooy mengungkapkan, berawal dari perilaku NS (ibu kandungnya) yang kembali memadu kasih bersama suami barunya usai sepeninggalnya almarhum suami NS (ayah kandung dr. Ooy) pada tahun 2017 yang lalu.
“Setahun setelah almarhum bapak saya meninggal itu, ibu saya mengaku telah menikah lagi bersama seorang pria yang sebelumnya sering ikut bekerja dengan almarhum bapak saya. Berawal dari situ lah, ibu saya mulai menyewakan dan menggadaikan bahkan ada beberapa aset milik keluarga besar almarhum bapak saya yang sampai dijual oleh ibu saya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya yang baru itu, sedangkan aset-aset tersebut merupakan warisan dari kakek buyut kami yang diwariskan kepada almarhum bapak saya untuk selanjutnya diwarisi kepada saya dan kedua adik-adik saya,” jelasnya.
Menurutnya, aset-aset yang diklaim sebagai milik ibu kandungnya tersebut pun tidak benar adanya. Sebab, kata dia, hampir seluruh aset-aset yang diklaim ibunya itu merupakan aset yang dimiliki oleh keluarga besar dari almarhum ayahandanya. Bahkan nama di dalam kepemilikan aset yang diklaim ibunya itu, beberapa diantaranya masih atas nama dari kakek buyutnya tersebut.
“Jadi ceritanya, kakek buyut kami itu mewariskan beberapa asetnya untuk diwariskan kepada almarhum bapak saya sebelum almarhum bapak saya menikahi ibu saya. Ketika dulu almarhum bapak saya menikahi ibu saya kemudian memiliki tiga orang anak yaitu saya dan ke dua adik saya, kakek buyut kami itu memberikan wasiat kepada keluarga agar warisan bagian almarhum bapak saya itu diharapkan bisa digunakan untuk keperluan sekolah kami bertiga hingga ke jenjang pendidikan tinggi,” jelasnya lagi.
Namun disaat almarhum ayahandanya meninggal pada tahun 2017 lalu, Ooy menyebut bahwa ibunya itu hanya diamanahkan sebuah wasiat oleh keluarga besarnya supaya bisa melakukan pendampingan terhadap ke tiga anaknya atas pemberian warisan sejumlah aset yang dititipkan kepada ibunya tersebut. Bahkan pada saat ibunya mengaku sudah menikah lagi pun, saat itu Ooy bersama keluarga besarnya melakukan musyawarah untuk memberikan sebagian asetnya kepada NS.
“Jadi waktu itu, kebetulan usia saya sudah dikatakan dewasa sesuai dengan tata cara syariat islam maupun tata cara hukum perdata perihal warisan melalukan musyawarah dengan ibu kami. Yang di mana sesuai dengan amanah yang diwasiatkan atas warisan sejumlah aset untuk kami bertiga ini, saya sebagai anak paling besar bersama keluarga dari almarhum bapak saya yang lain pun memutuskan untuk memberikan sebagian aset warisan sebanyak 1/8 bagian dari total seluruh warisan kami kepada ibu kami,” ungkapnya.
Ooy yang mengaku kurang respect atas pilihan suami baru ibunya tersebut, membuat ia bersama keluarganya mengambil langkan keputusan untuk melakukan musyawarah dengan memberikan sebagian aset warisannya kepada ibunya itu.
“Dan pada saat itu pun tidak ada penolakan dari ibu kami atas pembagian aset tersebut, bahkan menghendaki serta menerimanya dengan baik oleh ibu kami untuk 1/8 bagian aset itu. Kemudian seketika itu juga, dibuatkan lah surat pernyataan yang ditandatangani diatas materai oleh ibu kami serta disaksikan oleh keluarga besar kami hingga sejumlah tokoh agama maupun tokoh masyarakat setempat,” terang Ooy mengisahkan.
Lebih lanjut Ooy menceritakan, bahwa setelah proses pembagian warisan kepada ibunya melalui musyawarah itupun bertujuan untuk bekal ibunya yang telah berumah tangga kembali bersama pria yang dikenal Ooy sebagai orang yang pernah ikut bekerja mengurusi usaha almarhum ayahandanya tersebut. Pihaknya sangat menyayangkan atas perilaku suami baru ibunya yang dinilainya kurang baik karena dianggap tidak bisa memberikan nafkah yang berkecukupan untuk ibunya, sehingga ibunya yang selalu memenuhi kebutuhan hidup keluarga barunya tersebut.
“Yaa mulai dari awal ibu saya mengaku sudah menikah lagi dan memperkenalkan suami barunya itu, saya maupun adik-adik saya bersama keluarga pun sudah tidak respect atas perilaku keseharian dari suami barunya ibu kami yang dikenal di kampung kami itu suka mabuk-mabukan dan kerjanya hanya bermalas-malasan sehingga ibu kami yang harus sampai menanggung beban kebutuhan hidup suami barunya itu. Mulai saat ibu saya pacaran sama suami barunya itu, disitu kami sudah melihat ada gelagat yang aneh dari ibu kami itu, yaa contohnya sering menyewakan hingga suka menggadaikan aset warisan milik keluarga besar almarhum bapak saya gitu,” bebernya.
“Karena melihat gelagat seperti itu, makanya keluarga kami memutuskan untuk memberikan sebagian aset warisan kepada ibu saya sehingga aset-aset warisan lainnya yang diwariskan kepada anak-anak dari almarhum bapak saya itu tidak disalahgunakan. Kekhawatiran dan keresahan kami rupanya terjawab setelah kami mengetahui bahwa ibu kami bukan hanya menggadaikan aset-aset warisan saja, tetapi malah sampai menjual aset warisan yang sudah menjadi bagiannya tersebut,” kata Ooy lagi.
Karena masih sangat peduli kepada NS sebagai ibu kandungnya yang telah mengandung hingga melahirkan ia beserta ke dua adiknya, maka pada saat itu juga pihaknya memutuskan untuk memberikan dua pilihan yang diberikan kepada NS selaku ibu kandungnya tersebut. Adapun dua pilihan yang harus dipilih oleh ibunya itu yakni memilih untuk berkumpul bersama anak-anaknya dan meninggalkan suami barunya yang dinilainya tidak bertanggungjawab dalam memenuhi nafkah terhadap ibunya itu, atau tetap memilih tinggal bersama dengan suami barunya tersebut.
“Nah disitu ibu saya memilih pilihan yang ke dua, yang di mana lebih memilih tinggal bersama dengan suami barunya dibandingkan memilih berkumpul dan tinggal bersama kami sekeluarga. Ya meskipun kami mengetahui bahwa segala kebutuhan rumah tangga barunya itu serba dicukupi oleh ibu saya daripada sama suami barunya yang kami tau kerjanya itu cuma malas-malasan dan mabuk-mabukan aja,” sesalnya.
Oleh karena itu, tambah Ooy memastikan, bahwa atas apa yang ditudingkan oleh ibu kandungnya terhadap ia dan suaminya di dalam video yang tengah viral saat inipun tidaklah benar alias Hoaks. Meski begitu, Ooy berharap penuh agar pintu hati ibu kandungnya itu bisa terketuk oleh karunia dan mukjizat melalui hidayah yang diberikan sang Maha Pencipta sehingga pertikaian diantara mereka dapat terselesaikan dengan secara musyawarah dan tabayun.
“Jujur Kang, sebenarnya kami itu berharap banget hati mamah bisa terketuk pintu hatinya dan menyudahi semua ini Kang. Saya walaupun sudah berkeluarga, apalagi ke dua adik-adik saya, jujur kami sangat merasa kangen banget sama sosok mamah yang dulu, sosok mamah yang lebih sayang dan cinta sama anak-anaknya. Jadi harapan besar kami, mamah memiliki kemauan untuk berkumpul lagi bersama anak-anaknya yang sudah dilahirkan dari rahimnya mamah ini dan mamah mau menyudahi semua hal ini mah, termasuk dengan pihak-pihak lain yang selama ini kami nilai sudah menjadi dalang dari semua peristiwa ini,” tegasnya.
Seperti diketahui bersama, belum lama ini ada video seorang ibu berinisial NS (45) asal warga Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang yang tengah viral diberbagai platform media sosial untuk meminta empati dari masyarakat atas peristiwa pilu yang dialaminya itu usai diusir dan ditelantarkan oleh anak kandungnya bersama dengan menantunya yang berprofesi sebagai dokter muda di Karawang.
Bahkan di dalam video viral tersebut, NS juga turut meminta bantuan kepada Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo dan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Pranowo agar laporan pengaduannya yang melaporkan anak dan menantunya ke Sat Reskrim Polres Karawang dengan dugaan perampasan disertai penggelapan sejumlah aset bernilai Rp 10 Miliar itu bisa mendapatkan atensi publik sehingga laporannya tersebut diharapkan dapat segera ditindaklanjuti oleh penyidik.
( Lx/Not )
Leave a Reply