Humaira Hadiri Kegiatan BKKBN Kabupaten Bandung Guna Tekan Stunting dan Perkuat Keluarga Berkualitas

 

 

Beritatandas.id – Upaya memperkuat fondasi keluarga berkualitas kembali digalakkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui fasilitasi teknis Program Bangga Kencana bersama para mitra kerja di Kec. Solokanjeruk, Kab. Bandung, Sabtu (21/6/2025).

Mengusung tema Keluarga Berkualitas untuk Indonesia Emas, kegiatan ini menyasar para ujung tombak pelaksana program di lapangan, mulai dari kader KB hingga Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Tujuannya mendorong akselerasi program prioritas seperti penurunan angka stunting, peningkatan pelayanan KB, hingga edukasi kesehatan reproduksi remaja.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Humaira Zahrotun Noor yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan harapannya agar para kader dan mitra di lapangan mendapatkan pemahaman yang utuh serta mampu saling berbagi pengalaman dalam membangun keluarga yang kuat dan sehat.

“Semoga kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkaya pengetahuan tentang Program BKKBN, sekaligus memperkuat sinergi antar elemen masyarakat dalam mewujudkan generasi unggul menuju Indonesia Emas,” ujar Humaira di hadapan para peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Bandung.

Senada dengan itu, Sekretaris Kementerian BKKBN bersama jajaran pimpinan lainnya menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif untuk menjangkau target program secara menyeluruh, terutama dalam mengatasi permasalahan mendesak seperti pernikahan usia dini dan anemia remaja.

Direktur Pendayagunaan Lembaga Organisasi Kemasyarakatan BKKBN, Wahyuniati, S.IP., MPH, menjelaskan bahwa kunci keberhasilan program nasional tidak hanya bertumpu pada pemerintah pusat.

Pelibatan berbagai pihak mulai dari organisasi masyarakat, LSM, akademisi, hingga kader di tingkat desa dinilai krusial dalam menggerakkan program secara efektif.

“Peran kader sangat strategis. Mereka bukan hanya sekadar penyuluh, tapi juga pelaksana langsung pendampingan keluarga, pengumpulan data, hingga edukasi. Mereka ini garda terdepan,” tutur Wahyuniati.

Dalam kegiatan tersebut, Wahyuniati juga menyoroti urgensi penguatan edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin, sebagai upaya menekan angka pernikahan dini dan risiko kelahiran bayi stunting.

Ia mengungkapkan, sekitar 60 persen remaja di Jawa Barat mengalami anemia, kondisi yang sangat berisiko jika langsung hamil setelah menikah.

“Pemeriksaan kesehatan minimal tiga bulan sebelum menikah menjadi langkah penting. Jika kondisi anemia tak ditangani, risiko bayi lahir stunting jadi sangat tinggi,” ujarnya.

Salah satu program unggulan yang turut dibahas adalah Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) yang melibatkan kader KB dalam proses pemetaan dan pemutakhiran data sasaran keluarga berisiko. ***

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rekomendasi Berita Terkait
Logo Baru RSUD Welas Asih Sarat Makna Filosofis

Logo Baru RSUD Welas Asih Sarat Makna Filosofis

Walkot Bandung Farhan, Penerbangan Komersial  Bandara Husein Aktif Lagi

Walkot Bandung Farhan, Penerbangan Komersial Bandara Husein Aktif Lagi

Wagub Erwan Dorong Wushu Jabar Makin Berprestasi

Wagub Erwan Dorong Wushu Jabar Makin Berprestasi