Karawang, beritatandas.id – Proporsional tertutup dinilai menciptakan oligarki elit parpol. Hal itu disampaikan anggota DPRD Jabar Fraksi Gerindra.
“Ada istilah ABS, asal bapak senang, asal bos senang. Istilah ini kontekstual dengan asal elit parpol, artinya oligarki senang,” ujar Ical, sapaan akrab Ihsanudin, kepada beritatandas.id, Jumat (30/12/2022).
Kasarnya, tambah Ical, perputaran kapital hanya di level elit, caleg (calon anggota legislatif) tidak peduli rakyat lagi. Tidak akan mau menyapa rakyat, tak akan mau kotor-kotoran dan capek-capek mengambil hati rakyat.
“Tidak akan mau turun bantu rakyat. Sebab dekat sama elit parpol bisa dipastikan urusan selesai,” ujarnya.
Sementara proporsional terbuka, kapital dipastikan berputar di grassroots, penentu dan pemegang kedaulatan sesungguhnya. Caleg harus rajin bersosialisasi, turun untuk memperkenalkan diri, membantu rakyat dan ikhtiar mengambil hati dengan berbagai cara.
“Jadi caleg tidak cuma bermodalkan kaya raya, dekat sama elit parpol, dll. Tapi harus bekerja keras merebut simpati dukungan rakyat,” ujarnya.
Ongkos sosialisasi saat kampanye dan meminta dukungan memang mahal, tapi uang itu berputar di masyarakat.
Sistem proporsional tertutup ini yang dulu membuat korupsi menggila, menciptakan elit tak punya hati dan tidak mau mikirin rakyat. Mereka dulu bekerja buat cari muka ke elit partai, cari duit buat elit partai.
“Artinya kekuasaan penuh dipegang oleh elit partai. Inilah demokrasi yg dulu kita sebut dikuasai oleh oligarki,” pungkasnya.***
Redaksi
Leave a Reply