Jalan Menuju BIJB Tersendat Akibat Proyek Pengecoran, Anggota Komisi I DPRD Jabar : Butuh Jalan Alternatif

beritatandas.id, Majalengka – Akses jalan dari arah Kadipaten menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sering terjadi kemacetan yang cukup parah, bahkan tak sedikit pengguna jalan mengeluh, selain dirasakan menghambat waktu juga arus menjadi tersendat.

Kemacetan di ruas jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Kadipaten dan Jatitujuh ini, disebabkan karena sedang ada proyek pengecoran sepanjang 4 km.

Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat H. Nasir, yang merupakan anggota dewan Provinsi Jawa Barat asal daerah pemilihan Subang-Majalengka-Sumedang ini pun memberikan tanggapan mengeni hal ini.

Menurutnya perlu ada jalan alternatif untuk pengguna jalan selama proyek pengecoran ini berlangsung.

“Masalah kemacetan jalan menuju Bandara ini butuh jalan alternatif sebagai solusi selama pembangunan berlangsung,” kata Nasir kepada wartawan di Majalengka, Selasa, 19 Oktober 2021

Menurut dia, kemacetan ruas jalan ini sulit dihindari, karena posisinya jalan tersebut di tepi saluran irigasi.

“Agak sulit mencari alternatif, akan tetapi kawan kawan di lapangan tetap mencarikan alternatif solusinya,” ujarnya.

Ia menjelaskan pembangunan ruas jalan sepanjang 4 km terbagi menjadi tiga seksi dan pembangunan secara keseluruhan diproyeksikan rampung pada tanggal 20 Desember 2021.

“Pekerjaan dilakukan 24 jam, tapi ada faktor lain selain karena volume kendaraan,” tuturnya.

“Disalah satu sisi jalan ada saluran irigasi yang letaknya lebih tinggi dan dibeberapa titik saluran irigasi bocor,” sambung Nasir .

Karena ruas jalan ini merupakan salah satu bagian dari penunjang BIJB Kertajati, Nasir mendorong proyek pengecoran ini harus diselesaikan secepatnya.

“Memang Pemprov Jabar menggelontorkan banyak sekali uang dari APBD Propinsi untuk menunjang BIJB Kertajati,” ucapnya.

”Namun nasib BIJB Kertajati malah tidak jelas, semoga saja dengan banyaknya penunjang yang terselesaikan BIJB Kertajati dapat difungsikan secara maksimal,” jelasnya.

Sementara itu warga setempat bernama Dedi menyampaikan dirinya merasa khawatir dampak banjir yang sewaktu-waktu bisa datang akibat
proyek pengecoran ini.

Bukan tanpa alasan, dirinya menilai pengecoran jalan setinggi 40 – 45 cm menjadikan rumah rumah ponggiran jalan posisinya lebih rendah.

“Apabila solokan tidak segera di perbaiki dari sekarang musim hujan akan kebanjiran,” ujar Dedi.***

Redaksi