Bandung, beritatandas.id – Kementerian agama (Kemenag) Kota Bandung meminta KBIH Baiturahman menyelesaikan permasalahan dengan seorang jamaahnya yang terjadi di tanah suci Makkah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Humas Kemenag H. Agus kepada awak media melalui telepon seluler, Senin (22/8/2022).
Peristiwa yang tidak selayaknya dilakukan seorang Ustadz Rif’at pembimbing KBIH Baiturahman terutama saat berada di tanah suci terhadap salah seorang jamaahnya AH, sebagaimana telah diberitakan beberapa media online pada hari Jumat tanggal 29/7/2022 lalu bahwa pada hari Selasa 26 Juli 2022 pagi sekitar pkl 08.00 WAS (Waktu Arab Saudi) ketika AH keinginannya menyampaikan mau pindah kamar kepada Kepala Rombongan (Karom) Djoko Purnomo karena tidak nyaman atas perilaku seorang jemaah berinisial UI.
Singkatnya, saat itu Karom menghungi pembimbing haji dari KBIH Baturahman setelah itu dirinya diajak oleh Karom ke Aula Masjid MZ tempat pemondokan jamaah yakni Tharawat Al Khalil Hotel di kawasan Misfalah Makkah.
“Saat saya dan Karom sampai di Masjid MZ itu sudah ada Ustadz Rif’at dan Ketua Kloter Riyadi dari Kemenag Kota Bandung dari pertemuan itu saya mau nginep di hotel lain, tapi akhirnya atas saran Karom diusulkan pindah kamar. Setelah itu Ul bergeser ke kamar 404 dan dari situ anak Karom bergeser ke kamar 332,” beber AH.
Besoknya hari Rabu 27 Juli 2022 lanjut AH, Ustadz Rif’at datang ke kamarnya mengajak ke kamar 431 beliau minta saya lslah saja dengan Ul.
“Saya diminta saling memaafkan. “Saya bilang di dunia iya, tapi di akherat urusan Allah, meskipun begitu tolong do’ain saya agar untuk akherat juga saya ikhlas,” jelas AH.
Namun, bukannya mengaminkan, tapi ustadz Rif’at saat itu malah merangkul tangan saya dan membacakan ayat-ayat (Rukiyah-red) serta meniupkan ke wajah dan badan saya berkali-kali, ucap AH.
“Waktu itu, saya spontan membaca innalillahi rojiun dan hasbunalloh wanikmal wakil, nikmalmaula wanikmannasir berkali-kali dan saat itu saya disampingi isteri saya sesekali bilang sabar,” kata AH menuturkan.
Dikatakan AH, pada hari Kamis 28 Juli dirinya lapor ke Kepala Kloter sebagai utusan dari Kemenag Kota Bandung H. Riady dan H. Hanan agar keduanya memberi teguran kepada pembimbing KBIH Baiturahman. Namun saat itu saya hanya diminta untuk melaporkan melalui Kasi Haji di Kemenag Kota Bandung, H. Boy Harry Novian, nanti setelah berada di Bandung, imbuh AH.
“Saya berharap semoga kesewenang-wenangan perlakuan Pembimbing KBIH Baiturahman Kota Bandung seperti Ustadz Rif’at tidak terulang kepada jemaah-jemaah haji lainnya. Karena pembimbing merupakan penengah bukan memihak apalagi me-Ruqyah jemaah tanpa ijin dari yang di Ruqyahnya,” demikian ungkap AH.
Kemudian pada tanggal 22 Agustus 2022, awak media melakukan konfirmasi kejadian tersebut melalui telpon seluler kepada Humas Kemenag Kota Bandung H. Agus, beliau menerangkan bahwa pihaknya sudah melakukan konfirmasi kepada pihak KBIH, dan menjelaskan bahwa permasalahan tersebut sebenarnya telah diselesaikan pada waktu yang bersangkutan berada di Tanah Suci.
“Pada prinsipnya, setelah kami melakukan konfirmasi ke pihak KBIH dan pihak KBIH menjelaskan bahwa permasalahan tersebut sudah diselesaikan ketika yang bersangkutan berada di Tanah Suci, kami juga mengembalikan permasalah tersebut kepada jamaah yang bersangkutan karena itu di luar dari pada kementrian agama, jadi silahkan langsung saja dengan KBIH nya,” ucap H. Agus.
Ketika ditanya oleh awak media apakah pihak Kemenag sudah memanggil pihak KBIH, H. Agus agak terbata-bata menyebutkan sudah dan mengakatkan prinsipnya itu merupakan hal teknis dan kasuistik.
“Pada prinsipnya, itu merupakan hal teknis dan kasuistik. Kejadian seperti itu memang pernah terjadi walaupun jumlahnya hanya satu dua dan itu sifatnya personal dengan KBIH nya, jadi silahkan diselesaikan saja dengan pihak KBIH nya ” demikian tambah H. Agus.
Ditempat terpisah beberapa wartawan mencoba mengkonfirmasi dan menghubungi ustadz Rifat agar meberikan keterangan dan menjelaskan sesuai harapan Kemenag, untuk menyelesaikan permasalahan dengan jamaahnya saat pelaksanaan ibadah haji 1443 hijriah lalu. Namun sampai berita ini dinaikan Ustadz Rif’at tidak bisa ditemui dan pihaknya hanya membalas Via aplikasi WA sekarang belum bisa memastikan jadwalnya (ketemu-red) dan seolah enggan untuk memberikan statment. Begitu juga halnya dengan pihak KBIH Baiturahman yang tidak kooperatif dan tidak berupaya meluangkan waktu dengan awak media agar bertemu ustadz Rif’at.
“Tentunya, pengalaman pahit saya ini menjadi contoh untuk calon jamaah haji dan umroh agar dapat mencari “pembimbing” tidak hanya berpendidikan, tapi punya etika,” kata AH yang merasa di dzolimi dan sepihak oleh pembimbingnya saat di Makkah,(*)
Redaksi
Leave a Reply