Pupuk Kujang Sukses Bina Petani Nanas Subang, Dapat Omzet Jutaan Rupiah

beritatandas.id, Subang – PT Pupuk Kujang Cikampek, konsen mendorong petani untuk lebih sejahtera. Salah satunya, petani nanas di Kabupaten Subang yang sukses setelah dibina oleh perusahaan plat merah tersebut.

Efrizal Ali (53 tahun), Ketua Koperasi Produsen Singgalang Sari Maju ini, mengatakan, awalnya dia bertani nanas dengan pola pikir yang sama dengan mayoritas petani saat ini. Yakni, menggunakan pola konvensional.

“Tanam, pupuk lalu dibiarkan begitu saja sampai panen nanti,” ujarnya, belum lama ini.

Maka, saat itu hasilnya juga seadanya. Saat itu, dalam satu hektare kebun nanas, paling juga menghasilkan 20 ton sel. Paling bagus sampai 60 ton setahun.

Namun, sejak bertemu dengan tim riset dari Pupuk Kujang pada 2017 lalu, ada perubahan mindset mengenai tata cara bertani nanas.

Saat itu, tim riset memaparkan jika bertani nanas perlu perhatian khusus. Supaya, hasilnya bagus, kuantiatasnya terjaga juga kualitasnya oke.

Salah satu yang paling ditekankan oleh tim riset dari Pupuk Kujang, lanjut Efrizal mengenai aplikasi pemakaian pupuk. Jika dulu, petani nanas hanya menggunakan Urea, kini beralih ke NPK yang nama produknya adalah Jeranti.

“Nanas Subang ini, terkenal dengan rasanya yang asem alias kecut. Tapi, kami punya nanas yang rasanya jauh lebih manis,” ujar Efrizal.

Sejak beralih menggunakan NPK, nanas yang dihasilkan oleh petaninya menjadi manis semua. Kondisinya berbeda dengan dulu, jika dalam satu hamparan kebun, nanas simadunya paling dapat ada 6 buah. Sedangkan selebihnya adalah nanas dengan rasa asam.

Tetapi kini, Efrizal patut menyombongkan diri. Lantaran nanas yang ditanamnya, dalam sehektare yang rasanya manis mencapai 80 persennya.

Selain soal rasa, hasil produksinya juga turut melimpah. Saat ini, dalam sehektare kebun bisa menghasilkan rata-rata 80 ton nanas per tahun. Bahkan jika kondisi bagus bisa sampai 100 ton.

Karena nanas yang ditanam Efrizal dan petani lainnya berbeda, maka permintaan mengalir deras. Nanas simadu Efrizal sudah merambah pasar domestik. Seperti Bogor, Depok, Jakarta hingga Surabaya.

Bahkan, sempat dilirik pasar ekspor. Yakni, dari negara Qatar. Namun, sampai saat ini masih ada kendala. Salah satunya, soal tingginya biaya kirim.

“Alhamdulillah, berkah kami bertemu dengan tim riset Pupuk Kujang. Saat ini, perputaran uang yang ada di koperasi dan kelompok tani antara Rp 3-5 miliar dalam setahun,” ujarnya.

Untuk harga nanas saat ini Rp1.500 sampai Rp3.500 per kilogram. Sedangkan, ke Supermarket Rp6.000 per kilogram. Dengan demikian, lanjutnya, produksi mengalami kenaikan 30 persen. Serta, harga jual juga naik 80 persen.

Kemudian, Pupuk Kujang juga memberi bantuan dari Departemen PKBL pada 2019 yakni suport mesin vakum fryng, alat pendukung spiner pengering, serta alat packaging.

“Selain menjual nanas, kami juga ada olahan turunannya. Seperti, manisan buah segar nanas, keripik nanas, wajik nanas, keripik pisang serta pupuk cair dari bahan baku limbah nanas,” jelasnya. ***

Redaksi