Tanggul Kali Kalapa Di RW 06 Dusun Ciherang Desa Wadas Jebol Tergerus Air, Kades Sesalkan KJIE Tak Tuntaskan Kewajibannya

Karawang, beritatandas.id – Seperti Tahun – Tahun sebelumnya, musim hujan 2021 menyebrang sampai ke awal Tahun 2022. Berdasarkan hasil prediksi Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), untuk Januari sampai Februari sudah memasuki periode musim hujan, dan untuk puncaknya diprediksi terjadi dari Maret sampai April.

BMKG pun menghimbau masyarakat, agar mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Karena Indonesia merupakan Negara yang paling sering terkena bencana hidrometeorologi.

Tak terkecuali beberapa lokasi yang berada di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Salah satunya yang berada dibeberapa Dusun yang berada di Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur.

Setelah diguyur curah hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Jum’at dini hari 14 Januari 2020, tanggul sungai Kali Kalapa yang berlokasi di RW 06 Dusun Ciherang jebol dan mengalami longsor parah, karena tidak kuat menahan debit air sungai yang tinggi dan tertimpa air hujan.

Kepala Desa (Kades) Wadas, H. Junaedi yang sejak awal selalu memfokuskan perhatiannya untuk mengatasi persoalan bencana rutin di Desa yang dipimpinnya, pada Jum’at pagi langsung meninjau lokasi longsornya tanggul sungai Kali Kalapa.

Jujun, sapaan akrabnya, lagi – lagi mengungkapkan kekecewaannya atas musibah yang menimpah Desany. Dikatakannya, “Permasalahan ini bukan berarti tidak bisa diatasi, tapi sangat bisa diatasi. Hanya saja, tinggal kembali pada keseriusan semua pihak untuk memberikan solusi,” Jum’at (14/1/2022).

Dijelaskan olehnya, “Pertengahan Tahun lalu, pada saat puncak kejengahan kami masyarakat Desa Wadas, akhirnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang mengambil langkah konkret dengan mengumpulkan semua kawasan industri, yang kemudian, Bupati mengambil kebijakan untuk melakukan pembagian peran, antara Pemkab Karawang, dan keempat kawasan industri,”

“Namun, yang sangat disayangkan. Untuk lokasi yang sekarang terjadi longsor dan jebolnya tanggul sungai Kali Kalapa, itu merupakan ploting tanggung jawab yang diberikan kepada Karawang Jabar Industrial Estate (KJIE). Tetapi, apa yang diamanatkan oleh Pemkab Karawang, khususnya Bupati. Sampai bertemu kembali musim hujan kali ini, KJIE belum juga menyelesaikan kewajibannya secara tuntas. Sehingga sempit dan dangkalnya Kali Kalapa dilokasi itu harus menimbulkan kembali longsor, karena tergerus oleh derasnya air sungai Kali Kalapa,” Sesal Junaedi.

Diterangkannya, “Padahal kenyataannya, sewaktu digelarnya rapat bersama disalah satu hotel yang berada dikawasan Sedana Golf. Jelas – jelas Bupati menitik beratkan tanggung jawabnya terhadap KJIE. Sebab mereka sedang memiliki project pembangunan real estate atau perumahan elite, ruko pertokokan dan sarana prasarana penunjang lainnya,”

“Dan diketahui, pada saat awal dimulainya proyek sampai pertengahan jalan, addendum Analisis Dampak Lingkungan (Amdalnya) KJIE belum ada berupa Surat Kelayakan Lingkungan Hidup (SKKLH) yang ditanda tangani langsung oleh Bupati,” Ungkap Junaedi.

Ditambahkannya, “Kemudian saya bersama perwakilan masyarakat Desa Wadas, masih terngiang ditelinga, bahwasanya Bupati tidak akan menandatangani SKKLH Adedndum Amdal KJIE, bila mana belum menunaikan kewajibannya. Bahkan kewajiban KJIE, bukan sebatas normalisasi saja. Melainkan termasuk pembuatan embung air,”

“Tapi mana kenyataannya? Boro – boro embung air, kewajiban normalisasi saja tidak dituntaskan! Untuk itu, perlu saya tegaskan! Pemkab Karawang agar dapat segera mengambil langkah lanjutan, atas dugaan abainya KJIE ini. Karena saya tidak mau, masyarakat Desa Wadas terus dihantui ketakutan saat musim penghujan datang,” Pungkasnya.

Redaksi