Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan perbaikan kualitas pendidikan di Tanah Air. Salah satu upayanya dengan menjalankan Asesmen Nasional (AN) 2023.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menjelaskan Asesmen Nasional dirancang untuk transformasi pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. “Melalui Asesmen Nasional kami tidak hanya mengukur, namun juga dapat meningkatkan mutu pendidikan di seluruh satuan pendidikan,” kata Anindito atau yang akrab disapa Nino ini, di Jakarta (13/9).
Asesmen Nasional merupakan program evaluasi yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. Asesmen ini tidak dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi merupakan penanda perubahan paradigma tentang evaluasi mutu pendidikan.
“Asesmen ini tidak akan melakukan pemeringkatan. Kami tidak ingin melakukan pemeringkatan, jangan sampai ini ditampilkan sebagai ranking, harapannya ini merupakan informasi yang memicu evaluasi diri. Kami ingin sekolah bercermin dan merencanakan perbaikan kualitas pendidikan,” ucap Anindito.
Anindito meneruskan hasil Asesmen Nasional nantinya akan dikembalikan kepada sekolah dan pemerintah daerah melalui platform Rapor Pendidikan, yang bakal memudahkan evaluasi diri serta perencanaan tindak lanjut relevan bagi masing-masing satuan pendidikan. Dalam implementasinya, tidak ada skor baik bagi siswa, guru, dan kepala sekolah. Skor hanya bagi sekolah untuk mendorong refleksi dan evaluasi.
“Kami berharap Asesmen Nasional di tahun 2023 ini berjalan lancar sehingga bisa memberikan hasil yang maksimal untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Kami mohon dukungannya dari orang tua siswa, guru, kepala sekolah hingga dinas pendidikan untuk bersama-sama kita sukseskan Asesmen Nasional,” ujar Anindito.
Pengamat kebijakan pendidikan sekaligus Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan, menambahkan pergantian Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional sejak 2021 lalu patut diapresiasi. Sebab, evaluasi capaian pendidikan tidak lagi hanya bergantung pada beberapa mata pelajaran.
Menurut Cecep, hasil dari Asesmen Nasional nantinya akan sangat berguna untuk dijadikan sebagai landasan bagi pemerintah maupun instansi pendidikan dalam menyusun kebijakan pendidikan pada tahun berikutnya. Hasil dari asesmen ini tentunya juga akan menuntut guru, kepala sekolah maupun dinas pendidikan untuk lebih berinovasi sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran di ruang kelas.
”Yang masih lemah adalah tindak lanjut. Umpan balik dari AN itu seharusnya menjadi pijakan. Kalau masalahnya sudah tergambar, tinggal menyusun strategi memperbaikinya. Apakah itu menyangkut metodologi pembelajaran atau referensi yang kurang,” ujarnya.
Pada Oktober mendatang, Kemendikbudristek akan melaksanakan Asesmen Nasional untuk jenjang Sekolah Dasar. Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Lingkungan Belajar, dan Survei Karakter.
Senada dengan itu Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda menilai Asesmen Nasional sangat penting dalam rangka memotret capaian dan kelemahan kualitas mutu pendidikan tanah air secara aktual dan faktual.
“Dengan begitu lewat hasil Asesmen Nasional pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek bisa lebih cepat dan tepat mengambil keputusan terbaik untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita,” ucap Huda.***
Leave a Reply