beritatandas.id, Karawang – Selain astrologi, kartu tjeki juga dianggap menjadi jembatan untuk menelaah karakter seseorang hingga kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Metode ramalan tersebut merupakan hal yang lumrah dilakukan setiap peramal, namun, apa jadinya jika yang melakukan ramalan bukan seorang peramal?
Hal itu dilakukan oleh seorang aparatur sipil negara (ASN) Novi Royani (49), ia bertugas di salah satu kedinasan di Karawang, selain ASN, Novi juga memiliki kemampuan meramal dengan metode kartu tjeki.
Ketika ditemui awak media di kediamannya di Dusun Anjun Kanoman, Kabupaten Karawang, Novi mengungkap ilmu peramal atau ia menyebutnya sebagai prediksi hanyalah sebatas iseng belaka.
Setiap orang kerap datang minta diramal kepadanya, Novi sendiri tidak pernah meminta tarif.
“Saya gak pakai tarif, ini sebenarnya hanya iseng-isengan saja. Saya sendiri tidak mau menerima tarif,” ujar Novi, Selasa, 30 November 2021.
Novi mengakui, ia bisa meramal dengan metode kartu tjeki secara autodidak. Diungkap Novi, ia sendiri punya keahlian tersebut hasil titisan dari neneknya dahulu.
Nenek Novi dahulu merupakan seorang ahli prediksi atau peramal ternama di Manggungjaya, Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.
“Sebenarnya kalau bukan turunan ilmu prediksi itu cukup sulit dipelajari, saya ini mengerti dan memahami secara autodidak saja,” kata dia.
Banyak yang sudah diramal olehnya, baik itu wartawan, anggota LSM, hingga pejabat mengenai nasibnya di masa mendatang.
“Saya bilang akan terjadi begini, namun saya mundur, takut, soalnya dulu pernah memprediksi akan ada satu pejabat yang terkena OTT, dan itu benar,” ungkapnya.
Novi yang juga akrab disapa Nyi Mas Loreng, meramal dengan metode kartu tjeki sudah belasan tahun.
“Sejak tugas di Setwan DPRD, itu sekitar 15 tahunan lah. Tapi saya ingatkan kita tidak boleh percaya ramalan apa lagi kartu, cukup ambil sisi baiknya saja, dan buang sisi buruknya,” kata Novi.
Secara pembacaan dengan metode kartu tjeki ini lebih dominan membaca sebab kejadian yang menimpa seseorang.
“Metode ini lebih dominan membaca penyebab kejadian, nanti ketahuan, oh seperti ini sebabnya, maka disitu timbul antisipasi agar kejadian serupa tak terjadi kembali,” pungkasnya.
Reporter : Lex/Roh
Leave a Reply