Eha Telanjang Keluar dari Bus Maut di Sumedang

beritatandas.id, SUBANG – Cerita korban selamat harus telanjang karena pakaian terjepit, Eha Nuraeti (55) warga Pasirlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang. Ia ikut mendampingi anak dalam rombongan ziarah tersebut, karena khawatir jika sang anak pergi sendirian.

Eha mengaku sebelum bus tersebut oleng ia mencium baru hangit kampas rem, ketika salah satu penumpang bertanya kepada sang sopir perihal keadaan mobil tersebut, Eha kaget karena sang sopir berkata rem bus tersebut blong, dan mobil tersebut akhirnya terjungkal ke dasar jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang.

Ia bersama para panumpang lain sempat serempak bershalawat seraya berdoa kepada Yang Maha Kuasa banyak diantara mereka yang mengucap takbir ketika bus tersebut dalam keadaan oleng.

Eha juga berkata ia tak tahu persis yang terjadi pada saat peristiwa itu berlangsung, namun ia menjelaskan detail saat dirinya menyelematkan diri dari bus tersebut.

“Saya terpaksa harus telanjang untuk keluar dari dalam bus. Awalnya saya malu, tapi saat itu juga mati lampu dan keadaan gelap saya buka saja bajunya,” papar Eha ketika diwawancara awak media di kediamannya, Kamis (11/3/2021).

“Saya waktu itu tengkurep, baju dan kaki terjepit, waktu itu bilang ke si Ujang (keponakan Eha) masa ibu buka baju telanjang. Kata si Ujang, gak apa-apa buka baju yang penting buka, setelah dibuka saya keluar tapi gak tau keluarnya kemana. Terus saya lihat ada selimut jok bus dipake sama saya terus jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat sambil minta ganti baju,” papar Eha, di rumahnya, Kamis (11/03/2021).

Masih diceritakan Eha, ia sendiri awalnya tidak berniat ikut rombongan ziarah, namun karena Eha khawatir kepada anaknya yang merupakan siswa SMP IT Al Muawanah yang saat itu jadi peserta rombongan ziarah.

“Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak, awalnya emang cuma mau ngater ucup sampai ke depan bus, tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut kesana,” imbuhnya.

Eha yang saat itu hendak pergi ke sawah, akhirnya ikut juga bersama Yusup, puteranya yang ikut ziarah. Eha, Yusup dan Ujang termasuk dalam korban selamat pada kecelekaan bus maut tersebut.

Selanjutnya diungkapkan Eha, kegiatan ziarah tersebut merupakan kegiatan sekolah yang diadakan pihak sekolah setiap tahunnya.

“Siswa yang ikut harus membayar Rp350 ribu, kalau orang tua pendamping yang ikut bayar Rp250 ribu. Kalau gak ikut siswa tetap harus bayar Rp100 ribu untuk biaya komputer,” pungkasnya.

Reporter : Irvan