IPM Cianjur Terendah, Anggota Komisi II DPRD Jabar Asep Suherman Minta Bupati Fokus Pambangunan Fisik

beritatandas.id, BANDUNG – Usai Pilkada serentak 2020 di delapan daerah di Jawa Barat 9 Desember yang lalu, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Asep Suherman meminta para bupati terpilih untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerahnya masing-masing.

Namun yang paling dikhawatirkan soal IPM, menurut anggota Fraksi PKB ini adalah Kabupaten Cianjur. Pasalnya, IPM Kabupaten Cianjur masih berada di level terendah dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat.

IPM terakhir Kabupaten Cianjur pada tahun 2019 hanya berada di angka 65,38. Meski angka ini naik beberapa poin dibandingkan tahun 2018 yakni 64,62, tetapi belum bisa mendongkrak peringkat di antara daerah lainnya di Jawa Barat.

Padahal, lanjut Asep, Kabupaten Cianjur begitu kaya akan sumber daya alam (SDA), maupun sumber daya manusia (SDM). Secara geografis Cianjur memiliki kekayaan alam yang luar biasa dari pegunungan sampai lautan, diperkaya lagi dengan tanahnya yang subur dari hulu sampai hilir.

“Tapi IPM-nya selalu di peringkat ‘pertama’ dari bawah. Itu saya kira sangat ironis di tengah kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusianya,” ujar Asep, di Gedung DPRD Jabar, jalan Diponegoro Kota Bandung, Jumat (11/12/2020).

Artinya, lanjut dia, IPM yang rendah menandakan tingkat kesejahteraan mayarakatnya yang masih di bawah rata-rata, di samping masalah pendidikan dan kesehatan yang juga menjadi tolok ukur utama untuk indikator IPM.

“Nah ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bupati terpilih pada Pilkada kemarin,” ujar anggota legislatif dari daerah pemilihan Kabupaten Cianjur ini.

Terlepas dari visi misi yang dibuat oleh calon kepala daerah Cianjur pada masa kampanyenya pada Pilkada tempo hari, pembangunan manusia mutlak harus menjadi fokus utama pekerjaannya ke depan.

Dari sekian banyak persoalan, tegas dia, salah satu masalah yang paling krusial di Kabupaten Cianjur adalah infrastruktur. Dijelaskan, sekitar 60persen infrasruktur jalan di wilayah Kabupaten Cianjur hingga saat ini masih dalam kondisi memprihatinkan, terutama jalur-jalur kabupaten hingga desa ke daerah-daerah pinggiran.

“Salah satu persoalan adalah infrastruktur jalan dan jembatan yang merupakan sarana vital untuk pergerakan orang dan barang. Kondisinya hingga saat ini masih memperihatinkan, sehingga menjadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” terangnya.

“Maka saya titip ke bupati terpilih pada pilkada sekarang, tolong fokus ke pembangunan infratsruktur seperti jalan dan jembatan,” sambung dia.

Sejalan dengan pembangunan infrastruktur, kata dia, bidang pendidikan dan kesehatan juga tidak kalah pentingnya bagi pemimpin baru untuk menjadi prioritas utama pembangunan. Sebab, keseriusan akan pendidikan dan kesehatan akan membuahkan SDM-SDM unggul di masa yang akan datang.

“Nah, jika tidak hal ini benar-benar dijadikan fokus utama pembangunan oleh bupati terpilih pada Pilkada 2020 lalu, Insyaalloh IPM-nya pun akan meningkat. Sepatutnya Cianjur malu oleh KBB (Kabupaten Bandung Barat) dan Kabupaten Pangandaran, yang merupakan daerah otonomi paling bungsu di Jawa Barat, tetapi IPM-nya mampu mengalahkan IPM Kabupaten Cianjur,” pungkas Asep.

Ia menambahkan, IPM sejatinya merupakan ukuran bagi capaian pembangunan manusia yang didasari sejumlah komponen dasar kualitas hidup, yang mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan, serta kehidupan yang layak.

Redaksi