Kritisi Implementasi Perda Pesantren, Sidkon Djampi: Belum Jelas Arahnya Kemana

beritatandas.id – Perda Pesantren merupakan janji Gubernur Jawa Barat yang digaungkan Ridwan Kamil sejak dia melakukan kampanye bersama Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum dalam Pilgub 2019 lalu.

Perda Pesantren atau Perda Fasilitasi Penyelanggaraan Pesantren disahkan dalam Rapat Paripurna Gubernur Jawa Barat dan DPRD Jabar pada 1 Februri 2021 lalu.

Meskipun sudah dua tahun lebih disahkan, implementasi Perda Pesantren belum dapat dirasakan oleh warga pesantren di Jawa Barat, hal ini terjadi karena tidak jelasnya blueprint atau cetak biru Perda Pesantren dari Pemprov Jabar.

Sebagaimana disampaikan Ketua Pansus Perda Pesantren Sidkon Djampi, ia menyebut dua tahun sejak disahkan Perda Pesantren seharusnya sudah memberikan dampak besar untuk kemajuan dunia pesantren.

“Ini terkait dengan program fungsi dakwah dan fungsi pemberdayaan Pesantren ini masih belum jelas itu arahnya akan kemana,” kata Sidkon Djampi saat dihubungi wartawan pada Minggu, 14 Mei 2023.

Sidkon mendesak agar Pemerintah provinsi Jawa Barat agar segera dibenahi kemana arah fasilitasi penyelenggaraan Pesantren ini.

Karenanya Politisi PKB ini mengusulkan sejumlah program terkait Implementasi Perda Pesantren ini diantaranya, pertama revitalisasi asrama santri dan pembangunan asrama santri .

“Kedua memfasilitasi perpustakaan digital di pondok pondok pesantren. Saya belum melihat kondisi perencanaan ini ke depan, yang ketiga Bantuan Operasional pesantren yang ini dirumuskan seperti apa arahnya,” ujar Sidkon

“Termasuk juga beasiswa santri yang tidak mampu ini juga kami berharap agar terus diperjelas perencanaannya,” kata dia.

Program OPOP dan Sadesha Belum Optimal

Selain soal Perda Pesantren, Anggota Komisi I DPRD Jabar ini mengkritisi program unggulan Ridwan Kamil yang sudah berjalan yakni, One Pesantren One Produk (OPOP) dan Satu Desa Satu Hafizh (Sadesha).

“Penguatan OPOP ini harus lebih masif lagi perencanaannya arahnya kemana, juga perlu perlu diperjelas intinya bahwa penguatan OPOP berkeadilan dan berkesejahteraan,” papar dia.

Adapun program Sadesha menurut Sidkon selama ini berjalan sudah cukup baik malah di tahun 2023 program ini terseok-seok

“Padahal di Tahun 2022 sudah saya mengapresiasi program pelaksanaan pelaksanaan Sadesha di Tahun 2022, Tetapi malah di 2023 ini gak jelas pengembangan dan perencanaannya,” imbuh dia.

“Saya mendorong pemerintah provinsi Jawa Barat agar Sadesha ini terus dilanjutkan jangan malah mau dihapus,” harap Sidkon.

Terakhir ia berharap Pemprov Jabar agar segera merencanakan menganggarkan dana abadi untuk pendidikan Pesantren.

“Dana abadi untuk fasilitasi pengembangan pondok pesantren di Jawa Barat kalau ada alasan 2023 itu tersedot anggaran yang besar untuk pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Saya berharap di 2024 itu sudah mulai diinisiasi,” tambah Sidkon.

“Awal 2024 ada penganggaran dana Abadi Pesantren kemudian dilanjutkan di tahun 2025 dan selambat-lambatnya 2026 itu sudah ada dana Abadi pesantren di angka 2 triliun,” pungkas dia.

Redaksi