Mendikbudristek: Merdeka Belajar Kampus Merdeka Menomorsatukan Mahasiswa

beritatandas.id, Jakarta – Usai melaksanakan Upacara Bendera Peringatan Sumpah Pemuda ke-93, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan 170 mahasiswa perwakilan dari 34 provinsi. Pada kesempatan itu, Nadiem menjelaskan filsafat MBKM, yakni menomorsatukan mahasiswa.

“Mahasiswa nomor satu. Kebutuhan mereka adalah yang terpenting dan semua program kita mengacu pada prinsip itu,” disampaikan Mendikbudristek dalam acara Dialog dan Deklarasi Mahasiswa Merdeka di Gedung Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Nadiem juga mengatakan bahwa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan suatu kebijakan yang akan membawa perubahan positif pada masa depan mahasiswa.

“Kampus Merdeka adalah kesempatan emas bagi kalian untuk melakukan perubahan di dalam kepemimpinan kalian. Kompetensi-kompetensi kemandirian, kemampuan berkolaborasi, dan semua profil pelajar Pancasila diasah dalam program-program MBKM,” tuturnya.

Melalui program MBKM, Menteri Nadiem ingin agar mahasiswa dapat belajar di luar prodi dan di luar kampusnya. Sehingga mahasiswa dapat mengasah minat dan bakatnya, baik di dalam atau pun di luar kampus.

“Ini adalah hak mahasiswa untuk merdeka karena kita tahu bahwa satu pekerjaan tidak bisa dikerjakan oleh satu disiplin ilmu,” tuturnya.

Lebih lanjut, Mendikbudristek mengatakan MBKM bukan hanya sebuah kebijakan, tetapi sebuah gerakan yang harus didorong dan datang dari mahasiswa.

“Harapan saya, kalian menjadi duta Kampus Merdeka yang mengajak teman-temannya untuk menjadi bagian dari gerakan Kampus Merdeka. Mahasiswalah yang harus menggerakan ini,” ungkapnya.

Menteri Nadiem berharap, perubahan-perubahan yang dilakukan melalui program MBKM ini dapat dilihat negara-negara maju di mana Indonesia tidak hanya mengejar ketertinggalan tetapi juga melakukan lompatan yang besar.

“Saya harapannya dalam waktu 5 sampai 10 tahun ke depan, orang-orang di luar negeri akan melihat Indonesia dan mencoba untuk belajar dari Indonesia,” ungkapnya.

Daniel, peserta dialog dari Provinsi Papua mengapresiasi program dan kebijakan Kemendikbudristek. Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah ini berharap pemerintah terus menciptakan inovasi dengan baik dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi.

Bagi dia dan kawan-kawan pelajar di Papua, keterbatasan bukan menjadi batasan untuk terus belajar. Melalui program dan kebijakan yang ada, ia optimistis talenta-semakin banyak talenta Papua yang mampu bersaing di kancah internasional.

“Saya percaya Indonesia bisa menghasilkan lulusan terbaik dengan SDM unggul yang dapat bersaing di kancah internasional. Kami dari Papua sangat bangga terhadap kebijakan dan program dari pemerintah,” ujarnya.***

Redaksi