New Normal, Pemrov Jabar Harus Menjamin Keamanan Proses Belajar Mengajar Di Pondok Pesanteren

beritatandas.id, BANDUNG – Anggota DPRD Jabar Asep Suherman asal daerah pemilihan Kab.Cianjur mendesak Pemprov Jabar untuk segera membuat sekema kongkrit menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar utamanya di Pondok Pesanteren dimasa Covid 19 dan ditengah pemerintah akan memberlakukan new normal.

Apalagi tutur Asep Suherman provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang jumlah pondok pesantrennya terbanyak di Indonesia, bahkan berdasarkan data kementrian agama tahun 2019 yang dimilki kementrian agama pondok pesantren di Jawa barat berjumlah 8.343.

“Pengaruh Dampak Covid-19 ini Masyarakat banyak yang cemas.” Paparnya.

Termasuk tutur Asep dengan pemberlakuan new normal, misal, anak akan kembali ke sekolah, atau kembali berangkat ke pesantren orang tua pastinya cemas, di situ anak aman kah dari wabah COVID-19 sementara proses belajar mengajar harus tetap berlangsung.

“Untuk kami di DPRD terus mendorong, dengan akan di berlakukan new normal ini, bisa memberikan jamaninan rasa aman dan nayaman utamanya bagi para anak didik,atau santri, dan para pengajar dan pengasuhnya.”paparnya

Untuk itu Politisi PKB ini mendesak pemprov Jabar sebelum di berlakukan new normal, utama di Pondok Pesanteren pertama ada sosialisasi yanh benar-benar sosialisasi, kedua guna memastikan pengasuh, para pengajar dan para santri bisa aman dalam peroses belajar mengajar sebelum, persoses belangsung di pastikan ada rapidtes terlebih dahulu buat semua yang terlibat dalam peroses belajar dan mengajar itu.

“Jaminan amanya misal tempat /pondok pesantren dilakukan penyemprotan disinfektan terlebih dahulu dan semua yang terlibat dalam peroses berlangsungnya belajar mengajar di lakuan rapidtes, selain di pastikan harus menjalani protokol yang telah ditentukan.”paparnya

Selanjut Asep menambahkan Pelaksanan phisycal distanching atau jaga jarak sosial yang dijalankan masyarakat selama ini, jangan sampai mengikis semangat para santri dalam menimba ilmu.

“Tentu sangat berbahaya kalau aktivitas pendidikan agama di pesantren terhenti akibat wabah covid, bagaimana moral bangsa ke depan? Maka segeralah kita cari jalan keluarnya agar bangsa kita, masyarakat Jawa Barat khusunya tetap menjadi masyarakat yang senantiasa menjaga moralitasnya khusunya untuk generasi penerus kita dinmasa yang akan datang,” pungkasnya.

(Red)