Pastikan Roda Ekonomi Berjalan, Wakil Ketua DPRD Dan Ketua Komisi II Jabar Kunjungi Sentral Pertanian Sumedang

beritatandas.id, SUMEDANG – Pandemi Covid-19 menjadi pukukan berat bagi petani, terutama dalam pendistribusian hasil panen. Maka, tegas Ketua Komisi II DPRD Jabar , butuh penguatan dari pemerintah supaya harga panen tidak jatuh dan bisa memastikan semua hasil panen terjual.

“Nah ini karena pandemi covid, maka selama tiga bulan itu (distribusi) agak bermasalah, penjualan, harga juga demikian. Itu jangka pendeknya. Jangka panjangnya kita ada kebutuhan untuk menguatkan kembali para petani. Jadi menyeimbangkan antara kebutuhan laju cepat industri non pertanian, maka pertaniannya harus berjalan sendiri,” papar Rahmay di Sumedang, dalam Roadshow ke Sentra Ekonomi Rakyat.

“Roadshow ini, tadi dari garut menuju Sumedang, saya ngajak temen2 pimpinan dprd provinsi mendorong konsolidasi gerakan ekonomi rakyat,” sambungnya

Sementara Wakil Ketua DPRD Jabar H.Olej Soleh Dari kunjungan itu, menurutrnya banyak temuan varietas komoditi pertanian yang perlu terus dikembangkan guna mengejar kualitas produk sebaik mungkin agar nilai jualnya lebih baik. Model pertanian di Kabupaten Sumedang itu sendiri menurutnya akan terus dikembangkan diterapkan ke patani-petani se-Jawa Barat.

“Khusunya para petani yang selama ini dikawal oleh pondok-pondok pesantren,” katanya

Di Sumedang sendiri, lanjut dia, selain komdositas padi, banyak produk lain yang dihasilkan seperti jenis buah-buahan. Ia berharap nilai jualnya semakin naik, dan pemerintah mendorong ulang paradigma pembangunannya dengan penguatan pertanian.

Menyinggung soal Vietnam yang telah menghentikan impor berasnya ke Indonesia, menurutnya dalam jangka panjang akan berisiko buruk bagi cadangan pangan dalam negeri. Pasalnya, Indonesia belum sepenuhnya bisa melakukan swasembada pangan.

“Karena kita belum bisa swasembada pangan, dan sekarang ini dia (Vietnam) meng-off impornya ke kita karena dia sedang melakukan penguatan cadangan beras untuk negaranya sendiri. Secara jangka panjang ini berisiko bagi kita,” tegasnya.

Maka, Presiden Jokowi sejak awal sesungguhnya telah mencoba melakukan antisipasi pemenuhan veras nasional dengan membuka 4juta hektar lahan pertanian baru. “Intinya penguatan kembali pembangunan di bidang pertanian itu tidak bisa ditunda,” tegasnya.

Dalam jangka panjang, kata dia, negara yang bisa menguasai pangan itulah yang bisa menguasai dunia. Dan jika Indonesia ingin menjadi negara yang tidak mengalami darurat pangan, maka tidak perlu lagi mengandalkan impor. (*)

Semenetara menurut Rahmat, di Kabupaten Sumedang, mengunjungi Waida Farm yang berlokasi di Kecamatan Pamulihan. Yang mena melihat sentra pertanian.

“Waida Farm inu rencananya pengembangan usaha pertanian masyarakat sekitar pesantren-pesanteren di Jawa Barat,” katnya.

Hasil kunjungan ini, kata Rahmat, akan segera ditindaklanjuti dengan pengembangan sumberdaya dan sarana prasarana usaha agro, didalam nya tentu ada pemilahan bibit unggul atau plasma nutfah berbagai komoditas pertanian agar hasil – hasil bumi masyarakat petani.

“Jawa Barat bisa menjadi penyokong untuk swasembada dan atau ketahanan pangan nasional,” akunya.

Dalam kunjungan Ketua DPW PKB Jabar di Kabupaten Sumedang juga dihadiri oleh Kadis Pertanian Sumedang , Kadis Pendidikan Sumedang , Ketua PCNU Sumedang, Bah Tatang pengelola Waida Farm, Bah Suhe dari ikatan saudagar santri Indonesia jawabarat .

Didalam perbincangan ini juga di cetuskan oleh para inohong Sumedang bahwa Kabupaten Sumedang akan bertekad sebagai daerah mandiri benih bahan pangan tingkat nasional.

 

 

Redaksi