PMII: Covid-19, Jawa Barat Masih dalam Koridor Aman

beritatandas.id, BANDUNG – Bukan hanya dunia internasional, Covid-19 sudah menjadi masalah tersendiri bagi negara dan bangsa Indonesia.

“Masalah dan dampak Covid-19, bagaimana negara Indonesia menghadapinya bisa ditinjau dari model ketahanan nasional saat ini, yaitu yang dikenal sebagai Astagatra,” ungkap Rahmat Hidayat Djati, S.Ip.

Ketua Mabincab PMII Kota Bandung, dalam diskusi Online “Ketahanan Nasional Saat Pandemik dan Pasca pandemik Covid-19” yang digelar oleh Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UNISBA, Sabtu (16/05/2020).

Selanjutnya, Rahmat yang juga Ketua Komisi II DPRD Jabar ini mengatakan, bahwa menurut model Ketahanan Nasional Indonesia, aspek kehidupan nasional dibagi dua yaitu aspek alamiah dan aspek sosial, di mana aspek alamiah mencakup tiga gatra seperti kondisi geografis negara, kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk (demografi).

“Oleh karena aspek alamiah tersebut mencakup tiga gatra maka disebut Trigatra, aspek sosial mencakup lima gatra, yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan,” terang Rahmat yang akrab disapa Kang Toleng ini.

Diskusi yang juga melibatkan Ketua Program Studi Magisister PSPK Unpad, Prof Muradi sebagai pembicara tersebut, digelar guna mencari solusi bagaimana menjaga stabilitas ketahanan nasional pada masa dan pasca pandemik corona, serta menstabilkan kembali ekonomi di Jawa Barat saat pada pasca pandemik.

Rahmat menanggapi, kebutuhan pangan di tengah wabah Covid-19 secara keseluruhan di Indonesia ini masih terbilang mencukupi. Hanya saja, daya beli masyarakat yang mengalami penurunan akibat mengurung diri demi menghidari penularan Covid.

“Dan banyak anggota masyarakat tidak bisa bekerja karena di-PHK,” katanya.

Solusinya, tegas Rahmat, masyarakat harus tetep bekerja, tetapi harus tetap patuh terhadap aturan pembatasan sosial (social distanching/phisical distanching) atau melakukan upaya pencegahan dengan standar prosedur kesehatan yang telah ditetapkan.

“Agar kita tidak mengalami krisis sosial,” ujarnya.

Belakangan, ujar dia, mulai bermunculan aksi kejahatan yang dapat diasumsikan karena mendesaknya kebutuhan pangan dampak dari hilangnya penghasilan. Namun gejala sosial ini tidak begitu signifikan, dimana secara keseluruhan kondisi ekonomi di Jawa Barat khususnya saat ini masih dalam kondisi baik.

“Tetapi kalau dibiarkan terlalu lama, bisa jadi akan menyebabkan kekrisisan,” tegasnya.

Menurutnya, ketersediaan dan kebutuhan pangan di Jawa Barat masih aman. Namun pemerintah bersama legislatif tetap melakukan pemantauan dengan ketat serta pengendalian semaksimal mungkin.

“Masih bisa dikatakan dalam koridor aman,” pungkas Rahmat.

Redaksi