Program Emil-Uu untuk Pesantren Belum Terasa

beritatandas.id, BANDUNG – Ansor Kabupaten Tasikmalaya mempertanyakan program -program untuk pesantren yang digulirkan Ridwan Kamil- Uu Ruzhanul Ulum saat masa kampanye dulu.

Sebab, program Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan mereka itu hingga saat ini belum terasa manfaatnya bagi masyarakat, tertuama untuk pondok pesantren sebagai benteng moral dan keberlangsungan masyarakat Jawa Barat.

“Ada pun program ‘satu pesantren, satu produk unggulan’ terkesan ekslusif dan seremonial. Tapi yang nggak penting malah teralisasi seperti kolam renang Pak Gubernur,” kata Fahmi, melalui keterangan tertulis kepada beritatandas.id, Sabtu (30/11/2019).

Fahmi mengatakan, Ansor juga mendorong DPRD Jawa Barat harus benar-benar memperhatikan masyarakat, terutama pesantren yang sudah berperan besar menjaga Jawa Barat.

“DPRD jangan hanya ikut beken dan melegitimasi program gubernur yang tak efektif, seperti penataan rumah dinas gubernur plus dengan kolam renangnya,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Oleh Soleh mengakui, program satu pesantren satu produk belum banyak dirasakan secara nyata oleh lembaga pendidikan keagamaan.

Bahkan, Oleh menyebutkan, program tersebut sebagaiman program lainnya, satu desa satu thafiz, santri juara, dan ajengan juara baru sebatas serimonial.

“Pak Gubernur perlu mengevaluasi secara menyeluruh program keagamaan. Bagus jika melanjutkan program yang pernah dicanangkan oleh gubernur sebelumnya, yakni program 1.000 kobong, dan bantuan keuangan guru (BKG).

“Program tersebut bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata Oleh, dalam keterangan persnya.

Meski demikian Oleh mengakui, di satu sisi bantuan hibah keagamaan acap kali disalahgunakan. Oleh karena itu, perlu komitmen bersama agar setiap rupiah uang rakyat betul-betul memiliki manfaat untuk kemajuan masayarakat dan agama.

Ke dapan, lanjut Oleh, DPRD akan sesegera membuat peraturan daerah tentang pesantren sebagai turunan dari Undang-undang Pesantren.

Dengan lahirnya Perda tentang pesantren dan lembaga keagamaan, perencanaan dan pelaksanaan program, khususnya di bidang peningkatan kualitas keagamaan bisa benar-benar terarah, riil dan sesuai dengan kebutuhan.

Redaksi