Rusak Berat, DPRD Jabar Asep Syamsudin Usulkan Jalan Kertasari Segera Diperbaiki

Bandung, beritatandas.id – Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi PKB Asep Syamsudin menerima berbagai macam keluhan dari masyarakat dalam giat Reses II Tahun Sidang 2021-2022.

Saat reses, ada beberapa poin penting yang diajukan masyarakat, seperti rutilahu, penanganan sampah karena di Sarimukti tahun 2023 mendatang akan ditutup, permohonan pembangunan jembatan pengurai kemacetan Dayeuhkolot, persoalan kelangkaan minyak goreng dan pupuk dan soal jalan Kertasari yang sudah rusak.

Dengan musim hujan, kemudian anggaran untuk infrastruktur terutama jalan dan jembatan banyak digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19 sehingga hampir semua wilayah Kabupaten Bandung yang jalan provinsinya itu rusak ada yang sudah rusak berat seperti di daerah Kecamatan Pacet dan Kertasari.

“Jalan Kertasari yang dari Santosa ke daerah Pangalengan itu rusak berarti itu belum ada penanganan penanggulangan dan belum ada anggarannya juga, maka kami mohon perhatian dari pemerintah provinsi Jawa Barat terkait jalan rusak itu,” ujarnya.

Selain itu, tambah Asep Syamsudin, poin-poin yang diusulkan oleh masyarakat mayoritas soal kebutuhan umum.

“Poin-poin yang kita bahas di dalam reses antara lain pertama di Kabupaten Bandung masih membutuhkan rutilahu lebih dari 32.000 lah, sekarang tinggal 24 ribuan lagi,” kata DPRD Jabar Komisi IV, baru-baru ini.

Kemudian yang kedua terkait dengan penanganan sampah, karena TPA Sarimukti itu sudah mau ditutup tahun 2023 dan sejauh ini sudah ada pembicaraan antara kabupaten kota yang ada di Bandung Raya dengan pihak provinsi Jawa Barat.

“Tapi penggunaan TPA Legoknangka sampai detik ini seperti belum ada tindak lanjut. Maka kami meminta pemerintah untuk bisa menindaklanjutinya,” ujarnya.

Kemudian, tambah Asep, yang ketiga juga membahas masalah jembatan yang harus segera dibangun karena sudah tua dan sekarang sudah nggak bisa dipergunakan yaitu jembatan Dayeuhkolot.

Meski demikian, 2022 ini sudah ada ded-nya sementara dia berharap tidak ada ganjalan apapun sehingga di tahun berikutnya segera dianggarkan untuk dibangunkan. Karena kalau itu dibiarkan, akan ada penumpukan kendaraan atau kemacetan.

“Kalau itu dibangun insyaallah akan terurai kemacetan di daerah Dayeuhkolot,” tambahnya.

Kemudian yang keempat membicarakan kemahalan dan kelangkaan minyak goreng, begitu juga dengan pupuk subsidi yang keberadaannya langka dan itu dikeluhkan oleh para petani.

“Ini aspirasi dari para petani terkait dengan pupuk,” ujarnya.***

Redaksi