beritatandas.id, SUBANG – Dalam satu pekan Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dua kali dikunjungi kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se Aceh Barat Daya untuk belajar kelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yakni tanggal 25 November dan tanggal 3 Desember 2019.
Lalu apa yang membuat kades dan BPD berduyun-duyun datang ke Desa Rancabango ? Selain mereka takjub dengan pengelolaan BUMDes yang bisa berkembang dengan belum adanya penyertaan modal dari desa, juga adanya kemiripan wilayah antara Aceh Barat Daya dengan Subang yakni di sektor pertanian. Peserta yang kedua lebih dari 100 orang.
“Kami datang bawa rombongan dari Aceh Barat Daya karena ingen belajar kelola BUMDes dan adanya kemiripan wilayah,” kata perwakilan Aceh, Heppy, Senin (3/12/2019).
Kepala Desa Rancabango H Rasam Suherman mengaku sangat senang dengan adanya kehadiran Kades dan BPD se-Aceh Barat Daya yang melakukan kunjungan kerja ke desa yang dipimpinnya.
“Saya baru 10 bulan, tapi alhamdulillah roda pemerintahan berjalan dengan baik. Teeutama BUMDes,” katanya.
Dia menyampaikan, sejak pertama menjabat sebagai kades, langsung menata pembangunan dan menata berbagai hal yang berkaitan dengan Desa Rancabango. Alhasil, setiap kegiatan kecamatan hampir selalu digelar di Rancabango. Termasuk jadi tempat atudi banding Kades dan BPD dari luar pulau Jawa tentang pengelolaan BUMDes.
“Soal BUMDes, memang belum ada penyertaan modal. Tapi tahun ini juga kami masukan anggaran BUMDes di DD tahap tiga. Akan segera cair yah,” ujarnya.
Direktur BUMDes Berkah Abadi Desa Rancabango, Ahmad Fauzi Ridwan mengaku tidak menyangka. Apa yang sudah dilakukannya bersama para pengurua BUMDes bisa menjadi daya tarik bagi kades dan BPD se Aceh Barat Daya.
“Alhamdulillah, tapi ini sebenarnya baru dimulai. Karena masih banyak perencanaan bisnis kami yang belum terealisasi,” ujarnya.
Dia mengaku optimis, jika perencanaan bisnis berjalan dengan lancar, BUMDes Rancabango bisa mengejar ketinggalan dari BUMDes-BUMDes lain, seperti Desa Ponggok.
“Mimpi kami, bisa mengejar Ponggok. Bisnis yang dikembanhkan juga berbeda yah (dengan Ponggok). Ini jadi kekuatan ekonomi Indonesia. Mengembangkan potensi lokal,” bebernya.
Untuk memuaskan para peserta studi banding, dalam rangkaian acaranya selain materi yang disampaikan oleh kepala desa dan Direktur BUMDes, juga hadir pihak PT Pertani yang menjadj mitra BUMDes Rancabango.
“Sebenarnya apa yang kami lakukan bisa dikerjakan oleh semua BUMDes. Kami juga hadirkan pihak PT Pertani agar peserta bisa menduplikasi program,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, peserta studi banding juga diajak mengunjungi rice milling yang merupakan mitra dari BUMDes Rancabango. Di sana juga peserta bisa langsung bertanya soal kerjasama yang sudah dilakukan.
“Biar praktis. Peserta langsung melihat kondisi rill. Jadi bukan hanya teori. Kami juga membagikan bisnis plan ke semua peserta dalam bentuk DVD,” bebernya.
Sebagai promosi daerah, siswa SD yang ada di lingkungan Desa Rancabango menampilkan tari jaipong. Sedangkan dalam penutupan, peserta disuguhkan tarian khas Aceh yakni tari saman yang ditampilkan oleh siswa SMP Minhajut Thalibin, Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat.
Redaksi
Leave a Reply