Warga Kampung Cikadu di Gegerkan Saat Pemindahan Makam Ajeungan Muhya Meski Sudah Terkubur 17 Tahun Jasadnya Masih Utuh

Subang, beritatandas.id – Warga Kampung Desa Cikadu Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang di Gegerkan dengan beredar di media sosial FB. Video pemindahan Makam Ajengan Muhya bin Rudia yang telah terkubur 17 Tahun saat di keluarkan dari Liang Lahat Jasadnya Masih Utuh
Video tersebut diunggah oleh akun bernama Ahmad Faqot

Yang menarik, unggahan video tersebut diberi komentar berikut, “Subhaanalloh, guru saya Ajengan Muhya bin Rudia sudah 17 tahun. Tubuhnya dicopot dan masih utuh. Kp Cikadu Tanjungsiang Subang Selatan”.

Saat di Konfirmasi Berita Tandas
pengunggah video tersebut, Ust Ahmad Faqot, Sabtu (15 Januari 2022) membenarkan jika video itu merupakan aktivitas pemindahan jasad Ajengan (Ust) Muhya bin Rudia, warga Desa Tanjungsiang Kecamatan Tanjungsia

Menurut Ahmad Farqot yang menjadi aneh jasad Ajengan Muhya terlihat masih utuh sehingga bisa diangkat oleh orang-orang, padahal kain kapannya tampak sudah sangat lusuh, yang mengindikasikan sudah lama terkubur.

“Almarhum adalah guru ngaji saya. Saya 3 tahun belajar ngaji di Ajengan Muhya,” ujar Ust Ahmad kepada Tandas, Sabtu (15/1/2022).

Dia menyebut, pemindahan jasad almarhum dilakukan oleh warga karena makamnya berada di lokasi yang dinilai kurang layak, karena berdekatan dengan kandang ternak dan koco (tempat / kolam pembuangan air kotor).

“Karena itu warga berinisiatif memindahkan jasadnya ke lokasi makam yang lebih layak di kawasan Pasir Naan Kampung Cikadu. Di lokasi Pasir Naan itu, jasad guru saya dimakamkan lagi berdekatan dengan makam Mama Pasir Naan dan makam tokoh lainnya, di lokasi itu juga ada beberapa makam ahli tasawuf,” tuturnya.

Meski mengakui tidak menghadiri langsung kegiatan pemindahan jasad almarhum gurunya, Ust Ahmad merasa kaget sekaligus terharu saat melihat jasad gurunya yang sudah dimakamkan belasan tahun lamanya, ternyata masih utuh.

“Subhaanalloh, jasad guru saya ternyata masih utuh saat dipindahkan, padahal sudah meninggal dan dimakamkan 17 tahun yang lalu,” ucapnya.

Dia menerangkan, Ajengan Muhya sendiri selama hidupnya dikenal sebagai kyai atau ajengan kampung yang berpropesi sebagai guru ngaji setiap maghrib/isya. Ajengan Muhya juga bekerja sebagai perajin pembuatan golok.

Semasa hidupnya, ungkap Ust Ahmad, Ajengan Muhya dikenal ahli ibadah dan sosok yang ikhlas.

“Beliau ahli tahajud, seorang ulama yang sederhana, rumahnya saja berbentuk panggung dengan dinding dari bilik bambu. Beliau sosok yang ikhlas dalam berbuat. Sebelum makamnya dipindahkan, banyak orang berziarah kesana,” ucapnya.( AdeBom)

 

Redaksi