PURWAKARTA, Berita tandas.id – Dalam percaturan Pilkada 2024, pasangan calon nomor urut empat, H. Zainal Arifin, ST, MT, dan H. Sona Maulida Roemardi, SS, muncul dengan visi besar yang berfokus pada pembangunan ekonomi desa di Purwakarta.
Visi ini berangkat dari niat untuk memperkuat desa sebagai basis ekonomi melalui pendirian industri menengah. Dalam wawancara eksklusif berikut, H. Sona berbagi mengenai strategi mereka untuk mewujudkan rencana ambisius ini dan dampak yang diharapkan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Apa yang melatarbelakangi gagasan pendirian industri menengah di setiap desa?
“Kami ingin Purwakarta berkembang dengan mengoptimalkan potensi yang ada di desa-desa,” ungkap H. Sona.
“Setiap desa memiliki keunikan dan sumber daya yang berbeda. Dengan mendirikan industri menengah, kami ingin memberdayakan masyarakat, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan taraf hidup, tanpa harus bergantung pada kota sebagai pusat ekonomi.”
Bagaimana Zainal – Sona berencana untuk merealisasikan proyek ini?
Menurut H. Sona, langkah pertama adalah memanfaatkan APBD secara strategis, diiringi dengan keterlibatan sektor swasta. “Kami akan mengalokasikan dana APBD untuk infrastruktur dasar dan fasilitas pendukung industri. Tetapi kami juga mendorong sektor swasta untuk berinvestasi serta mengajak perusahaan besar yang beroperasi di Purwakarta untuk memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka pada program pemberdayaan ini,” paparnya.
Berapa anggaran yang dibutuhkan untuk setiap desa dan dari mana sumber pendanaannya?
H. Sona mengungkapkan bahwa kebutuhan investasi per desa diperkirakan berkisar antara Rp2 miliar hingga Rp5 miliar, tergantung pada potensi dan kebutuhan setempat.
“Total anggarannya bisa mencapai Rp366 miliar hingga Rp915 miliar. Dana ini akan diupayakan dari berbagai sumber, seperti APBD, Dana Desa, CSR, hingga pendanaan dari lembaga internasional yang tertarik mendukung proyek pemberdayaan ekonomi lokal,” tambahnya.
Apa saja yang akan dilakukan pada ‘tahun nol’ sebelum proyek dimulai?
Pada tahun nol, Zainal – Sona akan melakukan kajian menyeluruh. “Kami akan meneliti potensi ekonomi desa, kondisi infrastruktur, kebutuhan pelatihan masyarakat, serta sumber dana yang bisa dimanfaatkan. Kajian ini juga termasuk analisis pasar agar setiap produk industri desa memiliki daya saing yang tinggi,” kata H. Sona.
Bagaimana tahapan pelaksanaan program ini selama lima tahun?
“Tahun pertama, fokus kami adalah pembangunan infrastruktur dasar dan pelatihan bagi masyarakat,” jelas H. Sona. “Kemudian, pada tahun kedua hingga kelima, kami akan memulai pendirian, optimalisasi, evaluasi, dan perluasan industri di setiap desa. Setiap tahapan ini dirancang agar desa-desa dapat menjalankan industrinya secara mandiri.”
Apa manfaat jangka panjang dari program ini bagi masyarakat Purwakarta?
H. Sona optimis bahwa dengan sinergi anggaran pemerintah, investasi swasta, dan keterlibatan masyarakat, industri menengah di setiap desa akan menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang mandiri. “Dengan industri desa yang tumbuh, kami berharap bisa mengurangi arus urbanisasi, meningkatkan pendapatan asli desa, dan memberikan masyarakat akses pada lapangan kerja yang berkualitas,” jelasnya.
Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam proyek ini?
“Kami ingin masyarakat aktif terlibat sejak awal, baik dalam pelatihan keterampilan, hingga pelaksanaan proyek,” ujarnya. “Kami percaya, kolaborasi ini akan memperkuat rasa kebersamaan dan meningkatkan kemandirian desa. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa ini adalah proyek mereka, untuk kesejahteraan mereka.”
Apa yang ingin Zainal – Sona sampaikan kepada masyarakat Purwakarta?
“Kami ingin Purwakarta menjadi contoh pemberdayaan desa yang sukses. Dengan program ini, kami optimis bahwa Purwakarta bisa berdiri lebih mandiri, masyarakatnya sejahtera, dan desanya kuat dalam berbagai aspek. Bersama-sama, kita wujudkan visi ini, menuju masa depan yang lebih baik dan Berkah bagi Purwakarta,” kata H. Sona.
Redaksi
Leave a Reply