beritatandas.id, BANDUNG – Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Asep Syamsudin berharap pembangunan infrastruktur sumber daya air pemecah solusi banjir di Kabupaten Bandung oleh pemerintah pusat benar-benar bisa membuahkan hasil dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalu Ditjen Sumber Daya Air awal Desember 2020 ini memulai pembangunan kolam retensi banjir di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, serta pembangunan lima polder air.
Sebelumnya, infrastruktur sumber daya air yakni Kolam Retensi Cieunteung di Kecamatan Baleendah telah dibangun yang berfungsi untuk meminimalisasi banjir dengan cara
menampung debit air Sungai Citarum. Air yang tertampung akan kembali dialirkan ke sungai setelah debit Sungai Citarum menurun.
Sementara untuk Kolam Retensi Banjir Andir, dibangun di lahan seluas 4,85 Ha, dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 148,78 Ha, luas genangan 2,75 Ha, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik (m³).
Sementara lima polder air yang dibangun yakni:
Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 29,79 Ha dan volume tampungan 1.125 m³;
Polder Cipalasari-2 dengan catchment area 11,79 Ha dan volume 1.125 m³;
Polder Cijambe Barat (catchment area 78,20 Ha dan volume 1.125 m³);
Polder Cijambe Timur (catchment area 58,60 Ha dan volume 1.125 m³);
Polder Cisangkuy (catchment area 7,85 Ha dan volume 450 m³).
Ia berharap, ke depan masyarakat bisa turut menjaga, memelihara serta merasakan manfaat dari pembangunan sarana yang ditarget rampung pada Desember 2021 tersebut.
Lebih dari 10 tahun terakhir warga Kabupaten Bandung, khusunya di wilayah Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, termasuk Bojongsoang cukup dibuat menderita dengan banjir langganan yang menerjang setiap musim penghujan.
Kolam Retensi Andir maupun Cieunteung dilengkapi dengan empat pompa air dengan kapasitas total mampu memompa debit air sebesar 12.50 m3/detik dengan kemampuan mengurangi waktu genangan untuk area seluas 39 hektar.
Diketahui, di sekitar area Kolam Rentensi Cieunteung tersebut terdapat lebih dari 1.000 rumah, bangunan, jalan provinsi di Kelurahan Baleendah dan Kelurahan Andir. Luas kolam retensi Cieunteung sendiri mencapai 4,75 Ha, yang mampu menampung 190.000 m3 air limpasan dari sungai Citarum.
Sebelum adanya Kolan Retensi Cieunteung, genangan banjir yang terjadi bisa mencapai tiga minggu di daerah tersebut. Namun setelah adanya kolam retensi ini, genangan banjir hanya terjadi sekitar tiga sampai empat jam saja.
Jika Kolam Retensi Andir beserta lima polder airnya sudah rampung dibangun dan berfungsi, maka genangan banjir di kawasan Kelurahan Andir akan bisa diminimalisasi seperti halnya efek dari Kolam Retensi Cieunteung untuk area bantaran sungai Citatarum di wilayah Kelurahan Baleendah.
Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur sumber daya air Kementerian PUPR yang dikerjakan oleh Balai Besar wilayah Sungai (BBWS) Citarum itu juga melakukan perbaikan tanggul Sungai Cisangkuy sepanjang 1.500meter termasuk perbaikan Sungai Citarum sepanjang 830meter. Perbaikan tanggul ini juga bertujuan sama, yakni mengurangi banjir di kawasan Bandung Selatan.
Redaksi
Leave a Reply