beritatandas.id, BANDUNG – Memasuki musim penghujan, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Asep Suherman meminta pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk fokus melakukan revitalisasi lahan yang kritis.
Pasalnya, lahan kritis menjadi sumber ancaman bagi keselamatan jiwa manusia, di mana hutan gundul akibat alih fungsi lahan atau perambahan akan dengan mudah terancam longsor atau erosi ke wilayah hilir.
“Banjir, longsor salah satu penyebab rusaknya hutan atau kritisnya hutan-hutan yang ada di Jawa Barat,” ujar Asep, di Bandung.
Dijelaskan, sekitar 900 ribu lahan di wilayah Jawa Barat saat ini dalam kondisi kritis. Maka, menurutnya wajar jika musim hujan tiba sangat mudah terjadi banjir atau longsor.
“Sebaliknya, memasuki musim kemarau sangat mudah terjadi kekeringan,” katanya.
Untuknya politisi PKB itu, mendesak pemerintah supaya mengalokasikan anggaran sebesar-besaranya, dalam upaya merevitalisasi lahan kritis upaya mencegah terjadinya erosi.
Sebab kata Asep, anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi lahan kritis itu sangat minim, tercatat di dinas itu anggaranya hanya mampu merevitalisasi 1000 hektar lahan kritis.
“Kalau anggarannya hanya segitu, berarti kita butuh ratusan tahun untuk memulihkan seutuhnya hutan kita,”paparnya.
Namun demikian tambah Asep, paling tidak Pemprov punya roadmap dalam penanganan lahan kritis ini, misalnya dalam lima tahun ini kita akan menangani lahan kritis yang betul-betul kritis.
Misal fokus revitalisasi untuk 50 sampai 100 ribu hektar, dengan sumber anggaran dikolaborasikan baik dari pemerintah pusat, daerah atau bersumber dari swasta seperti CSR.
“Solusi panjang penanganan banjir ya itu, selain penting juga adanya kesadaran bersama untuk setia menjaga lingkungan dan alam raya ini.”pungkasnya.
Redaksi
Leave a Reply