beritatandas.id PURWAKARTA – Tinggal di rumah yang nyaris ambruk, satu keluarga di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang terdiri dari suami, istri dan empat orang anak.
Menjadi miris karena selama pandemi Covid-19, Ujang Gofar (43) beserta keluarganya terabaikan dari bantuan pemerintah.
Kondisi rumah yang terletak di Kampung Cimanglid, RT 032/009, Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, ini tidak layak huni.
Ujang mengaku, kondisi rumahnya itu sudah lama rusak karena dimakan usia dan faktor cuaca. Ia bahkan sudah tidak lagi memakai satu ruangan kamar sejak setahun terakhir karena kondisinya bocor dan langit-langitnya jebol.
“Biar gak terlalu bocor saya perbaiki sedikit-sedikit, tapi yang rusaknya banyak dan makin parah,” ungkap Ujang, pada Kamis (11/2/2021).
Ia mengaku bukan tanpa keinginan untuk memperbaiki rumahnya itu. Penghasilan yang pas-pasan sebagai supir harian, ia kesulitan biaya untuk sehari-hari.
“Jangankan buat betulin rumah kang, buat makan aja suka susah. Saya bekerja sebagi supir kontainer yang cuma kerja kalau ada tarikan saja. Kalau narik paling bawa uang ke rumah Rp. 100 hingga 150 ribu rupiah, itu pun kadang seminggu cuma dua kali nariknya, kadang-kadang gak ada tarikan sama sekali,” ungkap Ujang dengan raut kesedihan terpancar di mukanya.
Dengan kondisi rumahnya yang semakin rusak saat ini, ia semakin was-was jika melakukan aktivitas di dalam rumah, terlebih pada malam hari.
“Apalagi sekarang kalau malam hujan terus. Tidur jadinya tidak nyenyak, saya khawatir sama anak-anak,” ucapnya.
Ujang mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat terkait kondisi rumahnya yang tidak layak huni itu.
“Saya belum pernah dapat bantuan apapun kang. Mudah-mudahan aja ada dermawan yang membantu memperbaiki rumah saya,” harapannya.
Sekedar diketahui, rumah yang ditempati oleh Ujang Gofar bersama keluarga itu merupakan peninggalan orang tuanya dan kini kondisinya 70 pesen rusak dengan kondisi kamar mandi yang tak layak.
Redaksi
Leave a Reply