Ketua Komisi X : Perluas Peran Perguruan Tinggi dalam Penanggulangan Corona

beritatandas.id, JAKARTA – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mendesak pemerintah memberikan ruang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam penanggulangan penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanggulangan Wabah Corona bisa mengumpulkan para pakar lintas bidang baik dari fakultas kedokteran, kesehatan masyarakat, hingga farmasi dari berbagai perguruan tinggi di tanah air.

“Ancaman penyebaran wabah Covid-19 kian hari kian tinggi. Satgas harus terbuka meminta masukan dari pakar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk merumuskan strategi terbaik dalam upaya pencegahan perluasan wabah, tindakan medis bagi pasien suspect dan positif di rumah sakit rujukan, serta upaya riset mencari vaksin anti-covid-19,” ujar Syaiful Huda, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Dia menjelaskan kalangan perguruan tinggi di Indonesia mempunyai pakar-pakar terbaik di bidangnya yang bisa berkontribusi terhadap penanggulangan Covid-19.

Menurutnya pakar kesehatan masyarakat bisa memberikan kontribusi terhadap strategi pencegahan perluasan wabah, pakar bidang kedokteran bisa menyusun langkah strategis untuk percepatan penyembuhan pasien positif covid-19 dan pakar farmasi bisa terlibat dalam proses pencarian vaksin antivirus Covid-19.

“Undang mereka secara terbuka kalau perlu bikin panel sehingga publik tahu jika setiap langkah strategis yang diambil pemerintah telah dipikirkan secara matang dari sisi operasional hingga kajian akademisnya,” katanya.

Huda mengungkapkan saat ini beberapa pakar dari kedokteran dan farmasi dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mempunyai temuan awal kandungan zat yang bisa menjadi antivirus Covid-19.

Mereka menggunakan metode penelitian bioinformatika dan menemukan senyawa dalam jambu biji, daun kelor dan kulit jeruk bisa menghambat replikasi virus dan penempelan virus covid-19 dalam tubuh.

“Sayangnya mereka belum bisa melakukan ujiklinis terhadap temuan tersebut karena terkendala keterbatasan dana. Kami menilai pemerintah harus segera menyambut temuan ini dan mendukung upaya ujiklinis sehingga ada harapan jika vaksin anticovid 19 bisa ditemukan,” katanya.

Politikus PKB ini menyarankan penggunaan dana abadi penelitian dari APBN sebesar Rp5 triliun untuk mendanai ujiklinis temuan awal vaksin anticovid-19 dari tim pakar gabungan dari UI dan IPB tersebut.

Menurutnya penanggulangan wabah Covid-19 tidak harus melulu soal pencegahan penyebaran saja tetapi juga harus diimbangi dengan riset terkait vaksin anticovid-19.

“Kami juga menghimbau keterlibatan aktif dari pihak swasta agar bersama-sama pemerintah melakukan langkah nyata terhadap berbagai upaya penanggulangan termasuk pendanaan riset untuk menemukan vaksin anticovid-19,” pungkasnya.

Redaksi