Kisah Hebat Seorang Perempuan, Aktifis Buruh Asal Jatisari

beritatandas.id, Karawang – Setiap wanita punya kisah hebatnya masing-masing. Banyak inspirasi yang bisa didapat dari cerita seorang wanita.

 

Namanya Lena gadis berusia 21 tahun asal Jatisari, Dia adalah buruh perempuan yang sudah mengabdi untuk perusahaannya selama 3 tahun tahun.

 

Lena tidak pernah bercita-cita menjadi buruh pabrik. Ia pernah bermimpi dan menempuh cita cita soperti Bill Gates agar masa depannya bisa seterang mentari dan setinggi bintang di langit.

 

Lena yang sedang mengenyam pendidikan di sebuah universitas di Karawang demi menempuh  impiannya dan cita citannya.

 

Sebagai anak bungsu,Lena tak seperti anak yang lain yang selalu di manja.

 

Dia harus melakukan sesuatu. Dia harus bekerja agar tidak menjadi beban keluarganya.

 

Maka sang takdir pun membawanya sebagai buruh perempuan di pabrik tekstil di daerah Karawang.

 

Sebagai buruh perempuan, dia belajar bahwa solidaritas itu tanpa batas.Nasib itu harus diperjuangkan.

 

Jika untuk sesama buruh itu harus berlaku, apalagi untuk keluarga sendiri. Perjuangan hidup tidak akan pernah berakhir.

 

Ia akan terus berjuang, bahkan, kalaupun harus di luar batas kemampuannya. Baginya, emansipasi bagi perempuan itu adalah perjuangan dan pengorbanan untuk orang-orang yang dicintai.

 

Setelah lulus sekolah ia langsung kerja disebuah pabrik tekstil di karawang .Lena masuk kepengurusan KSPSI menjadi LP3 (Lembaga Pemberdaya Pekerja Perempuan).

 

Masuknya Lena menjadi aktifis buruh ia menganggap kebanyakan aktifis buruh itu dari laki-laki jadi

Ia menginginkan perempuan bisa masuk dalam kepengurusaan serikat.

 

“Kita juga belajar tentang kesetaraan gender harus ada sama peran dan hak yang sama kepengurusan harus balance antara laki-laki dan perempuan”,ungkap Lena saat di wawancara awak media,Selasa (02/11/2021).

 

Lena berpesan bahwa perempuan dan laki -laki memiliki kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, pendidikan ekonomi sosial budaya juga harus sama.

 

Lena menceritakan suka duka menjadi pengurus serikat ia memiliki peluang yang sama seperti laki laki berkesempatan jadi pembicara di depan umum.

 

“Memperbanyak silaturahmi dengan aktifis buruh yang lain dan mengerti tentang perundang undangan tentang buruh,”katanya.

 

Lebih lanjut dia menceritakan tentang pengalaman duka nya saat ia dipanggil untuk memenuhi undangan diluar kota meski ia harus dapat izin dari orang tua.

 

“Duka nya sih suka pulang malam,ya  itulah resiko seorang aktifis ,untuk masalah perijinan sebenarnya itu gak jadi masalah,dibolehkan saja mungkin hanya harus bilang pada orang tua lebih awalnya,”ujarnya.

 

Dalam aksi,Lena pernah mengikuti demo di depan kantor pemkab Karawang,bagian menyambung aspriasi buruh di Karawang.

 

“Kita kemarin demo meminta kepemda kenaikan UMK 2022,kita juga  memahami kondisi saat ini,sedang pandemi,dan terkait keputusan naik atau tidaknya kita serahkan ke pemangku kebijakan”,punngkasnya.

Setiap wanita punya kisah hebatnya masing-masing. Banyak inspirasi yang bisa didapat dari cerita seorang wanita.

Namanya Lena gadis berusia 21 tahun asal Jatisari, Dia adalah buruh perempuan yang sudah mengabdi untuk perusahaannya selama 3 tahun tahun.

Lena tidak pernah bercita-cita menjadi buruh pabrik. Ia pernah bermimpi dan menempuh cita cita soperti Bill Gates agar masa depannya bisa seterang mentari dan setinggi bintang di langit.

Lena yang sedang mengenyam pendidikan di sebuah universitas di Karawang demi menempuh impiannya dan cita citannya.

Sebagai anak bungsu,Lena tak seperti anak yang lain yang selalu di manja.

Dia harus melakukan sesuatu. Dia harus bekerja agar tidak menjadi beban keluarganya.

Maka sang takdir pun membawanya sebagai buruh perempuan di pabrik tekstil di daerah Karawang.

Sebagai buruh perempuan, dia belajar bahwa solidaritas itu tanpa batas.Nasib itu harus diperjuangkan.

Jika untuk sesama buruh itu harus berlaku, apalagi untuk keluarga sendiri. Perjuangan hidup tidak akan pernah berakhir.

Ia akan terus berjuang, bahkan, kalaupun harus di luar batas kemampuannya. Baginya, emansipasi bagi perempuan itu adalah perjuangan dan pengorbanan untuk orang-orang yang dicintai.

Setelah lulus sekolah ia langsung kerja disebuah pabrik tekstil di karawang .Lena masuk kepengurusan KSPSI menjadi LP3 (Lembaga Pemberdaya Pekerja Perempuan).

Masuknya Lena menjadi aktifis buruh ia menganggap kebanyakan aktifis buruh itu dari laki-laki jadi
Ia menginginkan perempuan bisa masuk dalam kepengurusaan serikat.

“Kita juga belajar tentang kesetaraan gender harus ada sama peran dan hak yang sama kepengurusan harus balance antara laki-laki dan perempuan”,ungkap Lena saat di wawancara awak media,Selasa (02/11/2021).

Lena berpesan bahwa perempuan dan laki -laki memiliki kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, pendidikan ekonomi sosial budaya juga harus sama.

Lena menceritakan suka duka menjadi pengurus serikat ia memiliki peluang yang sama seperti laki laki berkesempatan jadi pembicara di depan umum.

“Memperbanyak silaturahmi dengan aktifis buruh yang lain dan mengerti tentang perundang undangan tentang buruh,”katanya.

Lebih lanjut dia menceritakan tentang pengalaman duka nya saat ia dipanggil untuk memenuhi undangan diluar kota meski ia harus dapat izin dari orang tua.

“Duka nya sih suka pulang malam,ya itulah resiko seorang aktifis ,untuk masalah perijinan sebenarnya itu gak jadi masalah,dibolehkan saja mungkin hanya harus bilang pada orang tua lebih awalnya,”ujarnya.

Dalam aksi,Lena pernah mengikuti demo di depan kantor pemkab Karawang,bagian menyambung aspriasi buruh di Karawang.

“Kita kemarin demo meminta kepemda kenaikan UMK 2022,kita juga memahami kondisi saat ini,sedang pandemi,dan terkait keputusan naik atau tidaknya kita serahkan ke pemangku kebijakan”,punngkasnya.

Reporter : Lex/Roh