OASE KIM Dorong PTM Terbatas pada Jenjang PAUD dan Aksi Bergerak Bersama  

beritatandas.id, Jakarta – Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju (KIM) mendorong dunia pendidikan, termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dengan tetap mengombinasikan pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk memastikan kesinambungan pembelajaran anak di sekolah maupun di rumah.

OASE KIM mengajak guru, orang tua dan masyarakat untuk bergerak bersama untuk menyukseskan PTM terbatas agar anak-anak bisa kembali belajar di sekolah dan mempercepat pemulihan PAUD berkualitas.

Bunda PAUD Nasional, Wury Estu Ma’ruf Amin mengatakan PTM terbatas adalah solusi terbaik untuk menangani learning loss yang dialami peserta didik terutama pada jenjang PAUD.

“Kita sebagai orang tua harus bergerak bersama menggalakkan kombinasi PTM terbatas dan PJJ untuk memulihkan proses  dan kualitas belajar anak usia dini sehingga mereka dapat mengejar kembali mimpi dan cita-citanya,” terang istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin dalam acara Hari Inspirasi OASE KIM di Komplek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jakarta, pada Kamis (4/11/2021).

Menurutnya, pada rentang usia 0-8 tahun, anak-anak sedang mengalami proses penyerapan pengetahuan, termasuk keterampilan literasi, dan juga kemampuan untuk melakukan sosialisasi dengan sesama.

”Usia ini merupakan usia emas masa tumbuh kembang seorang anak. Namun proses tersebut sempat terhambat karena adanya pandemi yang mengharuskan semua anak-anak usia sekolah melakukan PJJ,” tutur Wury Ma’ruf Amin.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang I OASE Kabinet Indonesia Maju, Franka Makarim mengatakan.

“Pemerintah dan kami dari OASE bersama-sama terus mendukung program PTM terbatas mulai dari tingkat PAUD, Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah), hingga Dikti (Pendidikan Tinggi). Kami memerlukan lebih banyak lagi kolaborasi antar satuan PAUD, keluarga, dan mitra masyarakat, agar anak-anak yang rentan mengalami penurunan intensitas dan minat belajar selama pandemi dapat kembali belajar bersama,” terang Franka Makarim.

Untuk itu, pada Hari Inspirasi OASE KIM ini, bunda PAUD seluruh Indonesia sebagai tokoh penggerak yang sangat strategis, bertemu untuk menguatkan tekad bagi pemulihan PAUD berkualitas melalui tiga aksi bergerak bersama.

“Ketiga aksi ini adalah cara kita memulihkan kembali pembelajaran berkualitas PAUD sehingga anak-anak Indonesia dapat melakukan PTM terbatas dengan aman dan nyaman, serta meneruskan pembelajarannya, baik di satuan dan di rumah, secara optimal,” imbuh bunda PAUD Nasional.

Aksi pertama yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua adalah menciptakan lingkungan yang kaya keaksaraan baik di sekolah maupun di rumah. Secara praktis, hal ini dapat dilakukan dengan cara membacakan buku bacaan kepada anak secara nyaring, secara rutin dan konsisten.

Ini akan menumbuhkan rasa cinta anak pada buku bacaan dan menjadikan kegiatan membaca sebagai budaya sehari-hari di sekolah maupun di rumah.

Aksi kedua adalah orang tua, mitra dan pakar mendampingi satuan PAUD untuk dapat melaksanakan PTMT dan PJJ.

“Orang tua bisa memberikan masukan kepada sekolah terhadap pembelajaran yang efektif dan aman ketika anak kembali ke sekolah, atau mengembangkan alat pembelajaran edukatif, bisa dengan bahan atau sumber daya yang ada di rumah dibawa ke sekolah, atau dukungan apa pun yg membantu guru di satuan PAUD,” ujar Franka Makarim dalam taklimat media, di Jakarta, pada Rabu (03/11/2021).

Ketiga, meningkatkan dan membuka akses anak seluas-luasnya terhadap bahan bacaan. Franka menjelaskan.

“Ini bisa dilakukan misalnya dengan membenahi perpustakaan di satuan PAUD, meningkatkan koleksi bukunya, mempersilakan orang tua dan keluarga untuk meminjam buku.  Di luar lingkungan PAUD, kita bisa memperbanyak titik di mana anak bisa menemukan buku bacaan. Misalnya memperkuat taman bacaan, perpustakaan keliling dan sebagainya,” ujarnya.

Franka Makarim berharap program-program OASE KIM dapat terus menginspirasi seluruh masyarakat untuk melakukan tiga aksi ini dan menjadikan orang tua semakin yakin dalam melaksanakan PTM terbatas untuk anaknya yang berusia dini.

“Saya harap orang tua tak terlalu khawatir mengizinkan anak mengikuti PTM terbatas karena proses pembelajaran telah ditata secara komprehensif untuk dijalankan secara aman dan nyaman. Pemerintah sudah mengaturnya dalam kebijakan SKB 4 Menteri. Sudah ada protokol kesehatan ketat, ini tinggal bagaimana gotong royong orang tua, sekolah, anak dan pemerintah untuk menyukseskan PTM terbatas,” ujarnya.***

Redaksi